Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermasalah dengan Bau Badan, Bagaimana Cara Menyampaikan pada Temanmu?

21 November 2022   09:37 Diperbarui: 21 November 2022   09:58 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermasalah dengan bau badan, bagaimana menyampaikan pada temanmu? Contoh gambar dari CNN. Indonesia. 

Topik pilihan tentang BB (Bau Bahan) menarik untuk dibahas, sebetulnya ini sesuatu yang privasi. Namun, menjadi penting untuk dibahas karena mengganggu orang lain jika dibiarkan. Nah pertanyaannya pantaskah kita mengingatkan teman bahkan mungkin atasan kita terkait bau badan?

Ada beberapa ilustrasi yang bisa saya ceritakan di sini. Dulu saya punya teman senior. Karena usia lebih tua maka saya anggap senior, ada yang mengganggu saya juga teman-teman yang lain ketika jam istirahat tiba.

Bau badan Bu Een(bukan nama sebenarnya) sangat menyengat. Karena saya orang yang ndablek maka saya anggap santai saja toh terkadang bau terkadang tidak. Hal tersebut ternyata menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan, banyak teman-teman yang sengaja menjauhi, karena tidak tahan jika berdekatan dengan Bu Een.

Untungnya bu Een tidak merasa dan tidak tahu, hanya beberapa teman saling bisik jika berada di belakangnya, "He, Bu, saya kalau sedang ngobrol suka menjauh, karena tak tahan baunya", ujar Bu Jaya pada saya.

"Sama Bu, saya juga demikian", sahut Bu Dami

"Maaf teman-teman, kasihan Bu Een, dia tidak merasa seperti itu, kalau begitu besuk kita akan menyampaikan namun dengan hati-hati agar Bu Een tidak tersinggung.

"Mangga Bu, kalau saya sih gak mau resiko, nanti malah salah paham", kata Bu jaya

Selain Bu Een ada lagi seseorang yang saya hormati dan saya cintai, juga mempunyai masalah dengan bau badan yaitu Ibu saya sendiri. Mungkin ini lebih mudah bagi saya untuk memberi tahu Ibu. maklum memang orang dulu kurang pengalaman, juga tidak terbiasa menggunakan deodoran atau minyak wangi.

Suatu saat saya berkunjung kepada Ibu sambil membawakan rexona. Ketika saya tunjukkan Ibu menanyakan : Nduk awakmu nggowo opo", ( Nduk kamu bawa apa)

Ini, Mbok saya bawa rexona, obat lekek(ketiak) biar tidak bau jika berkeringat", jawabku menerangkan. Saya lebih suka berterus terang pada Simbok yang mengalami hal yang sama seperti Bu Een temanku di sekolah.

Dulu suami juga sering mengingatkan setiap akan berangkat sekolah "Ma, jangan lupa bau badan tetap di jaga". Hal itu sering juga disampaikan pada anak-anak ketika masih kuliah. Mungkin karena Indera penciuman suami sangat tajam  sehingga beliau tidak suka ada bau-bau yang tidak sedap.

Lingkungan keluarga yang selalu memperhatikan 'bau badan' saya, juga anak-anak membiasakan dan memperhatikan tentang yang satu ini.

Jika ada kampus yang memberikan edaran tentang menjaga bau badan(BB) untuk mahasisiwanya menurut saya sah-sah saja demi menjaga kenyamanan pembelajaran di kelas. Saya sendiri sebagai guru di kelas merasakan hal yang sama ketika anak-anak berkeringat sering menimbulkan bau badan yang tidak enak.

Saat  olah raga, juga ketika anak-anak suka bergerombol di depan meja guru. Saya menyampaikan kepada anak-anak di kelas  : "Tolong anak-anak setelah olah raga ganti baju supaya  bau keringat tidak mengganggu Bu guru di kelas".

Hal-hal seperti itu  itu sering saya sampaikan karena anak-anak biasanya olah raga dan bermain sepak bola sehingga banyak mengeluarkan keringat. Untungnya rumah anak-anak dekat dari sekolah sehingga setelah istirahat sejenak mereka bisa mandi dan ganti baju. Jika di kampung hal ini biasa dilakukan.

Berikut tip menyampaikan kepada seseorang yang mempunyai masalah dengan bau badan

Bermasalah dengan BB, sampaikan dengan hati-hati. Contoh gambar dari orami.com.
Bermasalah dengan BB, sampaikan dengan hati-hati. Contoh gambar dari orami.com.

Pertama, sampaikan dengan nada santai atau bercanda

Seperti pada ilustrasi pertama bahwa Bu Een mempunyai masalah dengan BB, ketika itu saya menyampaikan dengan teman-teman bahwa sayalah seakan-akan yang mempunyai BB yang tidak sedap maka sepakat dengan teman-teman ketika istirahat ada seseoarang yang berperan untuk memberikan saran kepada saya dengan nada bercanda.

Sambil pura-pura menutup hidung Bu Rani mengatakan: "Lo, kok ada bau yang tidak sedap, Biasanya Bu Ruri yang lupa pakai rexona",

Saya pun pura-pura menggerakkan tangan sambil menoleh kanan-kiri dan menjawab : "O ya, benar Bu, saya tadi lupa memakai deodoran. Ahirnya teman-teman yang lain pun menyaut dan menjawab.

"Ayo Bu Ruri besuk lagi kalau lupa awas ya! saya bisa pingsan jika berada di samping Bu Ruri".

Nah, dengan begitu Bu Een akhirnya buka suara: "Ya Bu, saya malah gak pernah pakai deodoran, gak biasa".

Kesempatan yang cair itu saya gunakan untuk menyampaikan pesan pada teman guru yang lain: "Ayo teman-teman mulai sekarang kita saling mengingatkan ya, jika ada teman yang lupa pakai deodorant, seperti saya langsung bilang saja agar teman kita tidak pingsan",

Ucapan saya langsung ditanggapi dengan tertawa bersam-sama. "Iya betul terutama Bu Ruri yang sering lupa",

Nah mulai saat itu Bu Een rajin memakai deodoran  dan teman-teman mulai bergabung lagi untuk sekedar ngobrol bersama-sama saat jam istirahat tiba.

Dua, Menyampaikan dengan terus terang.

Ilustrasi yang kedua adalah keluarga sendiri. Ibu saya bermasalah dengan BBnya maka saya bisa menyampaikan dengan terus terang, karena jika lewat sindirin biasanya tidak akan tersampaikan. Ketika kita telah tahu karakter dari masing-masing keluarga maka kita dengan mudah menyampaikannya.

Ketika itu saya lebih dulu action dengan menunjukkan deodorant di kamar Ibu. Saya mempraktekkan di kamar Ibu, sembari mengatakan : Mbok, agar bau badan kita wangi maka Simbok harus mengoleskan ini ke ketiak pagi dan sore setelah mandi".

Maka dengan tersenyum mengatakan : "Lo moso gawe iku, koyo cah nom wae", ( Lo masa saya pakai itu, seperti anak muda saja).

"Gih, agar bau badan kita tidak bau jika berkumpul dengan orang banyak", jawabku meledek. Mulai saat itu simbok rajin memakai deodorant di rumah maupun jika akan hadir ke pengajian atau berkegiatan dengan ibu-ibu yang lain.

Ketiga, Saling mengingatkan antar anggota keluarga.

Bermasalah dengan bau badan atau tidak sebaiknya kita tetap menggunakan deodorant. Aktivitas yang banyak di luar rumah menjadikan kita berkeringat, maka sebaiknya kita saling mengingatkan antara anggota keluarga.

Sebaiknya mengingatkan keluarga terlebih dahulu sebelum kita juga mengingatkan orang lain. Seperti yang suamiku bilang setiap akan pergi ke kantor selalu mengingatkan saya untuk memakai seodoran.

"Ma, jangan lupa pakai rexona".

Hal itu juga sering disampaikan ketika anak-anak ngumpul di rumah. Dua putri  saya sedang kuliah maka, suami selalu mengingatkan, "Jika pergi kuliah jangan lupa pakai deodoran, agar teman-temanmu perfec padamu".

Bapak Ibu, penting bagi kita untuk menjaga penampilan, namun yang terpenting menjaga bau badan kita. Masing-masing orang berbeda, ada yang mempunyai masalah dengan BBnya  dan ada yang tidak bermasalah.

Namun demikian sebaiknya kita menjaganya dengan memakai deodorant yang sesuai selera kita, agar teman dan relasi kita di kantor atau di tempat kerja tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.    

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun