Dulu suami juga sering mengingatkan setiap akan berangkat sekolah "Ma, jangan lupa bau badan tetap di jaga". Hal itu sering juga disampaikan pada anak-anak ketika masih kuliah. Mungkin karena Indera penciuman suami sangat tajam  sehingga beliau tidak suka ada bau-bau yang tidak sedap.
Lingkungan keluarga yang selalu memperhatikan 'bau badan' saya, juga anak-anak membiasakan dan memperhatikan tentang yang satu ini.
Jika ada kampus yang memberikan edaran tentang menjaga bau badan(BB) untuk mahasisiwanya menurut saya sah-sah saja demi menjaga kenyamanan pembelajaran di kelas. Saya sendiri sebagai guru di kelas merasakan hal yang sama ketika anak-anak berkeringat sering menimbulkan bau badan yang tidak enak.
Saat  olah raga, juga ketika anak-anak suka bergerombol di depan meja guru. Saya menyampaikan kepada anak-anak di kelas  : "Tolong anak-anak setelah olah raga ganti baju supaya  bau keringat tidak mengganggu Bu guru di kelas".
Hal-hal seperti itu  itu sering saya sampaikan karena anak-anak biasanya olah raga dan bermain sepak bola sehingga banyak mengeluarkan keringat. Untungnya rumah anak-anak dekat dari sekolah sehingga setelah istirahat sejenak mereka bisa mandi dan ganti baju. Jika di kampung hal ini biasa dilakukan.
Berikut tip menyampaikan kepada seseorang yang mempunyai masalah dengan bau badan
Pertama, sampaikan dengan nada santai atau bercanda
Seperti pada ilustrasi pertama bahwa Bu Een mempunyai masalah dengan BB, ketika itu saya menyampaikan dengan teman-teman bahwa sayalah seakan-akan yang mempunyai BB yang tidak sedap maka sepakat dengan teman-teman ketika istirahat ada seseoarang yang berperan untuk memberikan saran kepada saya dengan nada bercanda.
Sambil pura-pura menutup hidung Bu Rani mengatakan: "Lo, kok ada bau yang tidak sedap, Biasanya Bu Ruri yang lupa pakai rexona",
Saya pun pura-pura menggerakkan tangan sambil menoleh kanan-kiri dan menjawab : "O ya, benar Bu, saya tadi lupa memakai deodoran. Ahirnya teman-teman yang lain pun menyaut dan menjawab.