Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berikut Empat Fakta Menarik Orang Indonesia Mau Berjalan Kaki

16 Oktober 2022   13:28 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:04 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudahkah berjalan kaki menjadi kebutuhan?. Gambar : merdeka.com

Ada pengalaman menarik yang bisa saya ceitakan di sini, dahulu ketika saya masih SD selama enam tahun pergi sekolah dengan berjalan kaki. Berjalan lumayan jauh untuk anak usia SD kurang lebuh 7-8  KM melewati pematang sawah yang ditanami tebu.

Ada 5-9 anak yang sama-sama berjalan kaki, jadi perjalanan yang lumayan jauh tidak terasa berat. Namun setiap piket kelas berangkatnya harus pagi-pagi sekali yaitu pukul  05.00 WIB, entahlah kenapa dulu kok gak protes ya, sehingga Bapak saya yang mengantarkan.

Maklum pukul 05.00 WIB masih terlalu pagi untuk anak usia 9 tahun melewati pematang sawah yang ditanami tebu. Persisnya seperti perkebunan tebu. Pernah suatu ketika  tidak diantarkan Bapak, pas melewati pematang tebu tiba-tiba ada suara secara bersaut-sautan, bud...bud...bud...kita berlima menangis sambil berlari sekencang-kencangnya.

Suara itu dikiranya hantu yang mengejar kami, setelah kelelahan dan semakin menghilang ada kakek-kakek yang menghampiri sambil menenangkan kami. Si Kakek mengatakan kalau itu cuma suara burung Hud Hud yang sedang bernyanyi.

Hati kami merasa plong, kelima teman kami saling menatap, meringis sambil menahan malu. ternyata yang dianggap hantu adalah suara burung. Nah sejak itu maka Bapak selalu mengantar kami jika jadual piket tiba.

Sambil menemani kami berjalan Bapak sering bercerita bahwa ketika bersekolah di SR (baca SD), menempuh perjalanan kurang lebih 15 KM. hal itu dilakukan setiap hari. Pertama, karena tidak punya sepeda. Yang kedua, hal itu biasa dilakukan orang-orang tempo dulu.

Beliau ingin menyampaikan pesan dan memberi motivasi bahwa berjalan ke sekolah suatu hal yang biasa dan tidak boleh dijadikan alasan untuk malas belajar. "Jaman Bapak dulu malah lebih jauh dari ini, malah Simbahmu jika pergi ke pasar wage yang jaraknya hampir 20 KM juga berjalan kaki"

"Apa gak ada motor Bapak", tanyaku sepontan

"Jangankan motor, sepeda ontel aja gak punya, satu-satunya yang punya sepedah ontel hanya Pak Lurah di desa ini", Jawab Bapak menerangkan. Begitulah cerita kami tempo dulu.

***

Dalam laman iNews.id menyatakan, berdasarkan penelitihan yang dilakukan pada tahun 2017 penduduk Hongkong menempati urutan teratas dalam hal jumlah langkah harian. Terungkap bahwa masyarakat Hongkong rata-rata berjalan 6.880 setiap hari.

Berbanding terbalik dengan masyarakat Hongkong, Indonesia justru mendapat prediket penduduk paling malas berjalan. Indonesia menempati urutan pertama negara paling malas jalan kaki dengan rata-rata 3.513 langkah perhari.

Dari fakta yang disebutkan di atas ada benarnya juga dengan kondisi yang ada saat ini. Sedikit-dikit naik motor, naik becak atau gojek, seperti penulis saat ini, he he

Nah, dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, berjalan bukan lagi menjadi alasan karena tidak punya sepeda atau motor, juga bukan karena dekat jauhnya tempat yang dituju, namun berjalan kaki karena ada penyebab lain seperti fakta berikut ini

Alasan Kesehatan

Saat ini banyak penyakit yang menghampiri jasad manusia yang lemah ini. Seperti Stroke, serangan jantung, encok, oestoporosis, bahkan kanker dan masih banyak lagi.

Nah, saat ini sebagian orang sudah mulai melakukan kegiatan jalan kaki namun dengan alasan kesehatan, atau karena saran dari dokter tersebab penyakit yang dia derita.

Misalnya saja membiasakan berjalan kaki selama 50 menit bagi penderita diabetes dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes type 2. Khususnya bagi mereka yang bertubuh gemuk.

Hal ini juga yang selama ini suami lakukan. Ketika dokter menyarankan untuk membiasakan berjalan kaki minimal 30 menit, untuk mengurangi berkembangnya diabetes Type 2, karena kebetulan suami badannya juga gemuk. (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases) maka berjalan kaki suatu alasan kesehatan bagi suami.

Ada lagi tetangga sebelah yang ahir-ahir ini berjalan kaki, dia mengatakan disarankan untuk bergerak badan dengan berjalan kaki di bawah sinar matahari selama 15 menit juga dengan konsumsi sumber kalsium untuk mengurangi gejala terjadinya osteoporosis yang lebih parah.

Bahkan sakit kanker juga dapat dicegah jika kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar(colorectal carcinoma). Bergerak dengan badan ikut melancarkan peristatik usus, sehingga buang air besar lebih tertib.

Kanker usus dapat disebabkan oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernakan. Study lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunana risiko terkena kanker payudara.

Persiapan Ibadah Haji

Saya beberapa kali melihat tetangga juga saudara yang mempersiapkan diri pergi ke tanah suci dengan melakukan olahraga setiap hari, berjalan kaki di sepanjang gang rumahnya, kurang lebih 500 m dilakukan berulang kali sambil menghitung langkah yang ia lakukan.

Hal ini dilakukan untuk menyiapkan fisiknya di tanah haram makah. Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang menuntut kemampuan dan kekuatan fisik bagi pelakunya. Dia harus sehat jasmani dan rohaninya.

Ada banyak teman yang mengatakan sepulang dari baitullah, "Jangan tunda haji selama badan masih sehat, pergilah mumpung masih kuat dan sehat", hal itu disampaikan karena pengalamannya selama di tanah suci, semua membutuhkan tenaga yang kuat dan sehat.

Jika tidak membiasakan berjalan kaki, maka di sana akan terasa cepat lelah dan bisa saja akan meninggalkan salah satu rukun yang ia harus lakukan, karena kemampuan fisik yang sudah tidak mampu.

Sudahkah berjalan kaki menjadi kebutuhan?. Gambar : merdeka.com
Sudahkah berjalan kaki menjadi kebutuhan?. Gambar : merdeka.com

Orang tempo dulu yang tidak punya saudara 

Beberapa orang di kampung yang hidup sebatang kara akan tetap melakukan kegiatan hariannya dengan berjalan kaki. Misalnya pergi ke perkebunan, merumput, pergi ke pasar, bahkan jika ada undangan mantenpun dia akan berjalan kaki.

pertama, karena tidak ada saudara yang mengantar sampai ke temat tujuan. Kedua, terkadang ada yang menawari jasa, namun dengan sengaja dia menolak dengan alasan sudah terbiasa berjalan kaki. sehingga tak ada keluhan sama sekali walaupun jarak berpuluh-puluh meter.

Dengan demikian dia merasa berjalan kaki adalah hal yang biasa yang ia lakukan sejak kecil bahkan saat kedudukan jepang di bumi Indonesia. Dan nyatanya mereka termasuk orang-orang yang jarang sakit dan tetap sehat sepanjang waktu.

Padahal jika dibanding orang zaman sekarang jika ingin merumput, pasti bawaannya sepeda motor, ingin cari pakan ternak di sawah pasti bawa sepeda motor, selain alasannya jauh dengan tempat tujuannya, juga mudah membawanya, tidak perlu dipikul.

Bakul Jamu gendong

O ya, apakah di tempat pembaca masih ada bakul jamu gendong yang berjalan kaki? di tempat tinggal saya masih banyak mbok bakul jamu dengan berjalan kaki.

Bahkan saya punya langganan bakul jamu gepyok saat sulung saya lahir, hingga saat ini anak saya sudah bekerja, namun mbok bakul jamu tetap eksis dengan menggendong jamunya berjalan kaki, menyusuri dari rumah ke rumah untuk menjemput rezekinya. 

Jika saya tanya: "Mbok kenapa kok tidak pakai sepeda ontel saja agar tidak lelah",

"Walah Bu, wong sudah diniati bakul jamu gendong kok, ya harus seperti ini ", Jawabnya enteng tidak pernah ngresulo dengan keadaannya.

"Wis ta Bu, disyukuri saja wong jalan kaki itu malah sehat kok piye to Ibu ini", Jawaban yang menyadarkan saya betapa 'Mbok Nah' bakul jamu ini memang sudah puluhan tahun dengan profesinya, namun sepanjang yang saya tahu tak pernah absen jualan karena sakit.

Selain kebiasaan yang dilakukan di atas sebenarnya ada beberapa manfaat dengan berjalan kaki diantaranya : 

Meningkatkan kekebalan tubuh

Flu merupakan gejala yang sering diidap oleh semua orang, apalagi ketika musim hujan. Berjalan kaki bisa melindungi tubuh selama musim hujan dari flu. Sebuah penelitian yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 pria dan wanita menemukan, orang yang berjalan kaki setidaknya 30 menit sehari selama 5 hari dalam seminggu akan lebih jarang terkena flu.

Hari ini saatnya musim pancaroba tiba, hujan sudah sering mengguyur di beberapa tempat, termasuk di tempat tinggal saya. Di lingkungan tempat saya tinggal banyak yang terkena flu, batuk, pilek dan demam.  Mungkin karena jarang yang berolah raga dengan berjalan kaki maka hampir di kawasan sini banyak yang terkena flu.  

Mengurangi Nyeri Sendi

Aktivitas fisik seperti jalan kaki juga bisa melindungi sendi, terutama lutut dan pinggul yang paling rentan terhadap osteoarthritis. Berjalan kaki membantu melumasi sendi dan membentuk otot. Selain itu, manfaat lainnya adalah juga bisa mengurangi rasa sakit yang berhubungan dengan arthritis atau nyeri sendi.

Sekarang ini banyak komunitas dari Bapak-bapak  dan ibu-ibu yang sudah purna tugas, mereka membuat komunitas dan saat ini juga rajin senam dan berjalan kaki setiap dua kali dalam seminggu. Mereka juga beralasan mengurangi rasa nyeri pada lutut mereka.

Wasana Kata

berjalan kaki banyak manfaatnya, namun demikian kita menyadari banyak diantara kita yang enggan melakukannnya karena sebab dan alasan. Namun ketika berjalan kaki telah menjadi kebutuhan karena kesehatan maka pasti kita akan melakukannya.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan : Kompas com. "Jalan kaki jinakkan 9 Penyakit".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun