Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menyisakan Uang Jajan, Berikut Manfaat Menabung Bagi Siswa

19 September 2022   13:14 Diperbarui: 20 September 2022   17:22 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar saat mengedukasi anak-anak untuk menabung (Gambar dari: medan.tribunnews.com)

Saat ini pembelajaran tatap muka sudah dimulai. Semua lembaga pendidikan telah mengadakan pembelajaran secara normal. 

Lingkungan sekolah kembali ramai berpenghuni anak-anak yang haus akan ilmu. Suara pahlawan tanpa tanda jasa telah mengisi kelas-kelas yang sudah tiga tahun terlihat sepi karena Covid melanda negeri ini. Candaan anak-anak kembali menghiasi istirahat mereka.

Tak ketinggalan para pencari rezeki di gang-gang sekolah kembali beraksi abang pentol, penjual es, juga akang martabak, dan entah berapa pedagang lagi yang setia menunggu jam istirahat tiba.

Mereka berharap ramai dikunjungi anak-anak yang sengaja membeli jajanan mereka. Walaupun sekolah ada kantin namun tetap saja para pedagang itu minta izin mangkal di deretan kantin yang ada di sebelah kelas.

Disdikpora Buleleng mengajarkan anak menabung (Gambar dari: majalahukm.com)
Disdikpora Buleleng mengajarkan anak menabung (Gambar dari: majalahukm.com)

"Bu, bolehkah kami mangkal di sini, selama Covid kami tidak berjualan, dan ini satu-satunya penghasilan kami," pinta abang pentol mewakili empat penjual lainnya. 

Rasanya tidak tega tidak mengizinkannya. Usaha mencari rezeki yang dilakukan untuk keluarga di rumah, menjadi bahan pertimbangan kami, para guru, bahkan mereka juga punya anak usia sekolah.

Lain ladang lain belalang, lain dulu lain sekarang, di tahun delapan puluhan seumuran kami dulu uang jajan hanya sekedarnya yang kuingat diberi sangu Rp 25,- saja. Entahlah uang segitu dulu dapat apa ya, lupa juga.

Namun sekarang semua siswa bisa dipastikan membawa uang jajan berlebih. Memang bervariatif. Tergantung keadaan orang tua. Jika orang tua mampu, uang jajan bisa longgar.

Pernah suatu ketika saya bertanya satu persatu pada siswa yang ada di kelas. Jawaban mereka bervariatif, namun rata-rata mereka mempunyai uang saku lebih dari Rp 5000,- bahkan tak jarang yang Rp 10.000,-. Besaran uang saku jika di desa antara Rp 5000,- sampai Rp10.000,- sudah lumrah.

Ilustrasi gambar saat mengedukasi anak-anak untuk menabung (Gambar dari: medan.tribunnews.com)
Ilustrasi gambar saat mengedukasi anak-anak untuk menabung (Gambar dari: medan.tribunnews.com)

Jika orang tuanya mampu bisa sampai Rp 15.000,- walaupun uang itu disisakan namun tetap saja bagi mereka uang itu jatah untuk jajan. Sehingga bisa jadi dibelikan lagi ketika pulang sekolah.

Ketika saya tanya apakah uang saku dihabiskan semua, mereka enggan menjawab karena kebanyakan memang dihabiskan untuk beli jajan. Hanya beberapa anak yang mengangkat tangan bahwa uangnya disisakan dan ditabung di rumah.

Hari ini kebetulan saya memilih salah satu siswa untuk menjadi bendahara kelas. Terkadang ada iuran partisipasi untuk jenguk teman yang sedang sakit, atau untuk kas kelas.

"Sinta coba kamu yang bawa uang ya, kemarin waktu pemilihan pengurus kelas kamu kan yang jadi bendahara," pinta saya.

Sinta menolak dan mengatakan, "Jangan saya Bu, nanti kalau saya bawa pulang pasti dipakai ibu."

"Iya Bu, saya juga demikian jika nabung di rumah pasti dipinjam Bu," sahut Surti membenarkan ucapan Sinta.

"O, ya kalau begitu bagaimana kalau kita mengadakan gerakan menabung, sisakan uang jajanmu dan ditabung di sekolahan, tabunganmu aman di sekolah dan kamu bisa mengambil sewaktu-waktu untuk keperluan yang penting."

Akhirnya anak-anak sepakat mulai menabung besuk harinya. Berikut Manfaat menabung bagi siswa:

Bangga memiliki tabungan sendiri. Dokumen pribadi
Bangga memiliki tabungan sendiri. Dokumen pribadi

Pertama, melatih anak tidak boros.

Dengan menabung anak akan berlatih hemat. Misalnya jika anak ada jatah sangu Rp 10.000,- maka kita bisa melatih anak untuk menyisakan Rp 1000 atau Rp 2000,-. hal ini melatih mereka agar tidak boros.

Menyampaikan pesan "sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit", menabung dengan seribu rupiah misalnya namun jika dilakukan setiap hari, maka akan menjadi banyak. Asalkan dilakukan secara konsisten.

Anak-anak akan membayangkan bahwa uang seribu hanya akan dapat satu tusuk sempol, namun jika ditabung setiap hari maka jumlahnya akan menjadi banyak. Dengan menabung akan melatih berhemat jangan sampai uang hari ini dihabiskan hari ini juga.

Kedua, melatih mengelola uang sendiri

Jika anak sudah menabung, merasa memiliki uang sendiri. Dia menganggap bahwa tabungan yang ia kumpulkan setiap hari adalah miliknya. Dengan begitu anak merasa bangga dengan apa yang ia punya.

Dia akan sangat hati-hati membelanjakan uangnya sendiri. Dia akan berpikir dua kali untuk membelanjakan uangnya. Bahkan merasa eman. Dengan begitu akan berusaha mengelola uangnya dengan hal-hal yang bermanfaat.

Banyak contoh yang kita temui jika ingin membeli mainan, atau hal-hal yang sifatnya sekunder kebanyakan mereka minta kepada bapak/ibu, sedang dia merasa eman jika pakai uang tabungannya sendiri.

Ketiga, dapat mencukupi kebutuhan sekolah.

Dengan menabung anak bisa mencukupi kebutuhan sekolahnya. Dia tidak lagi tergantung pada bapak dan ibunya. 

Jika ada iuran yang sifatnya ringan, misalnya partisipasi untuk teman yang kesusahan atau untuk kebutuhan sekolah bisa mengambil tabungan.

Biasanya anak-anak dianjurkan menabung agar saat pelepasan kelas 6 mereka tidak membebani orang tuanya. Biasanya banyak kebutuhan di akhir tahun. Misalnya bayar rekreasi, iuran pelepasan juga kenang-kenangan untuk lembaga dan lain-lain. Nah dengan menabung semua biaya bisa diambilkan dari tabungannya.

Keempat, melatih disiplin pada siswa

Dengan menabung anak akan membiasakan disiplin, dia akan berusaha menyisihkan uang sakunya untuk menabung setiap hari. 

Biasanya anak akan merasa bangga jika mempunyai buku tabungan atas nama sendiri. Dia merasa memiliki uang tersebut, sehingga berusaha menabung setiap hari agar tabungannya bertambah.

Jika siswa sudah mampu melaksanakan disiplin dengan menyisihkan uang jajannya maka tidak ada rasa berat atau merasa terpaksa melakukannya. Justru dia merasa merugi jika satu hari saja tidak menabung.

Kelima, melatih siswa bersikap dewasa

Dengan menabung siswa akan berlatih bertanggungjawab pada diri sendiri. Dia akan belajar membuat keputusan sendiri. Misalnya jika uang tabungannya sudah banyak untuk keperluan apa uang yang ditabungnya.

Apakah membeli mainan, atau untuk membeli barang-barang keperluan lainnya. Sebagai orang tua atau guru sebaiknya memberikan arahan jika keputusannya membeli barang kurang bermanfaat.

Menjadi ingat di tahun 2015, pernah membawa uang tabungan siswa. Salah satu dari mereka ada yang mendapat Rp 2.250.000. Dia menabung sejak kelas 3. Suatu saat uang tabungannya diambil.

Ketika saya tanya, "Untuk apa uang tabunganmu?"

Jawaban yang cukup mencengangkan, "Saya mau beli kambing Bu. Supaya nanti kalau beranak pinak bisa membeli motor."

Taro memang anak buruh tani, setiap hari dia membantu ayahnya membuat batu bata di kampung tempat dia tinggal. Ibunya bekerja di sawah. Setiap hari dia diberi uang saku Rp 4000,- Taro membagi dua, Rp 2000,- untuk menabung dan Rp 2000,- lagi untuk jajan.

Jawaban Taro menunjukkan bahwa dia berpikir dewasa, saat teman-temannya ada yang ingin membeli robot mainan, justru dia berpikir bagaimana mewujudkan cita-citanya ingin membeli kambing dari hasil tabungannya.

Bapak dan ibu, latihan menabung sebaiknya dianjurkan sejak anak-anak, agar mereka mengetahui bagaimana jerih payah mengumpulkan uang. Dengan begitu kelak dewasa dapat menggunakan uang dengan bijak. Dengan menabung anak dapat berhemat, tidak boros dan bertanggung jawab pada diri sendiri.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun