Genderang figur pelajar pancasila sudah lama terdengar, tahun ini Kemendikbud ingin mengimplementasikan figur pelajar pancasila pada sekolah-sekolah dengan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar.
Di tahun pelajaran 2022/2023 Â sekolah-sekolah telah melaksanakan kurikulum merdeka belajar dimulai dari kelas 1 dan kelas 4 bagi Sekolah Dasar, termasuk di lembaga saya. Guru kelas 1 dan kelas 4 sudah mengikuti workshop kurikulum merdeka belajar beserta perangkat pembelajarannya.
Hal ini juga merujuk pada visi pendidikan Indonesia yaitu ingin mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berahlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Visi pendidikan ini  senada dengan visi dan misi Presiden 2020-2025 yaitu terwujudnya Indonesia maju yang  berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Sedangkan salah satu misinya yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Untuk mencapai misi yang mulia tersebut perlu adanya sendi yang kuat dalam rangka meletakkan peradaban manusia dengan membentuk manusia yang berkepribadian sekaligus manusia yang berkarakter.
Dalam rangka mencapai visi tersebut di atas sesuai dengan arahan presiden  sebaiknya membangun  sumber daya manusia yang dinamis, terampil dan menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan kerja sama industri dan talenta global.
Pidato presiden pada tanggal 14 agustus 2020 menyampaikan bahwa sistem pendidikan nasional harus mengedepankan nilai-nilai ketuhanan yang berkarakter kuat, berahlak mulia, unggul berinovasi dan  menguasai tehnologi.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemangku kebijakan dalam hal ini kemendikbud melalui guru-guru yang berada pada lembaga sekolah masing-masing dengan cara menanamkan  nilai-nilai ketuhanan dalam sendi kehidupan.
Hal ini hanya bisa dicapai jika kita dapat membentuk karakter anak sejak dini yang dimulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Pembentukan karakter menjadi penting ditanamkan agar anak agar siap menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan.Â
Ali Bin Abi Tahlib menyampaikan : Didiklah anakmu sesuai zamannya, sesungguhnya mereka akan menghadapi masa depan yang berbeda dengan zamanmu.
Siapa yang kita hadapi saat ini ?
Alvara resouch center 2018 menyatakan bahwa kita menghadapi generasi  milenial yaitu generasi pertama yang menyandang status digital native. Hal ini dapat disebutkan dalam angka sebagai berikut :
1 dari 3 penduduk Indonesia adalah milenial,
8 dari 10 penduduk Indonesia terkoneksi internet,
30,7 % generasi milenial minimal ke Mall dua kali dalam seminggu,
40,1 % generasi milenial mempunyai akun instagram,
22,3 % generasi milinial masih membaca surat kabar.
Masih menurut sumber dinyatakan bahwa generasi milineal Indonesia mempunyai perilaku sebagai berikut : kecancuan gadget, mudah berpaling hati, kerja cepat kerja keras, bisa apa saja, liburan kapan saja di mana saja, dompet tipis, cuek politik, suka berbagi, Â dan tidak harus memiliki.
Kemenkominfo 2016 menyatakan bahwa saat ini anak kecanduan gawai dan game sebanyak 90,52% menggunaan media sosial sedangkan 65,34% menggunaan internet pada usia 9-19. Umumnya anak-anak mengakses pada media sosial, game dan you tube.
Dari uraian di atas maka perlu kiranya pemerintah dalam hal ini Kemendikbud membentuk sumber daya yang berkualitas dengan menanamkan karakter dalam profil pelajar pancasila. Disamping pemerintah yang menjadi pemangku kebijakan masyarakatpun juga sebaiknya ikut andil dalam mewujudkan profil pelajar pancasila sebagai tanggungjawab bersama. Â
Bagaimana membentuk Karakter profil pelajar pancasila?
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan ( Permendikbud) No 22 tahun 2022tentang rencana strategis tentang kementerian pendidikan dan kebudayaan menyebutkan bahwa sumber daya yang unggul adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Karakter profil pelajar pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. Hal tersebut  bisa diuraikan sebagai berikut : Â
Satu, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia.
Implementasi pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia adalah pelajar Indonesia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan segala sendi kehidupan berdasarkan agama yang diyakininya.
Elemen kuncinya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dengan menyatakan bentuk pemahaman tentang Tuhan yang diyakininya bagaimana sifat-sifatnya, dan bagaimana menyembahnya dengan kerelaan hati.
Juga berahlak pribadi artinya menjaga diri dan merawatnya sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta. Ahlak kepada manusia adalah menghormati segala bentuk perbedaan yang ada di masyarakat agar hidup terasa damai dan sejahtera.
Ahlak kepada alam adalah menjaga dan melestarikan keberadaan alam sekitar, tidak semena-mena menggunakan sumberdaya alam, ikut melestarikan agar segala bentuk kekayaan yang bersumber dari alam tidak punah.
Ahlak bernegara yaitu memahami segala bentuk hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mengetahui peran sebagai masyarakat yaitu ikut serta dalam menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara.
Dua, berkebhinekaan global
Berkebhinekaan global yaitu Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur dan tetap berpikiran terbuka dalam interaki dengan lingkungan, menghargai terbentuknya budaya baru yang positif yang tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa Indonesia.
Elemen kuncinya, Â mengenal dan menghargai budaya yaitu mengenali, mendeskripsikan berbagai macam kelompok serta identitas dari masing-masin kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok dengan benar, aktif dalam segala aktifitas dan menjaga keberagaman.
Komunikasi dan interaksi antar budaya dilakukan agar tetap terjaga rasa memiliki dan saling menjaga keberadaan budaya lain, menghargai keunikan masing-masing sehingga kekayaan budaya yang ada di wilayah nusantara tetap terjaga.
Tiga, gotong royong
 Pelajar Indonesia mempunyai kamampuan bergotong royong dalam melakukan kegiatan  atau pekerjaan. Pelajar Indonesia memahami bahwa dengan bergotong royong pekerjaan akan lebih ringan dan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat.
 Elemen kunci gotong royong adalah berkolaborasi dengan orang lain, berbahagia dan bersikap positif terhadap orang lain.
Mempunyai kepedulian yang tinggi, bertindak proaktif terhadap lingkungan sekitar jika terdapat masalah sosial, Â tidak semena-mena dalam bertindak dan ringan tangan. Suka memberi dan berbagi dengan sesama, tidak angkuh dan mengedepankan kepentingan bersama serta mendayagunakan sember daya yang ada di masyarakat.
Empat, mandiri
Pelajar Indonesia adalah mandiri dalam bersikap dan bertanggung jawab terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya. Pelajar Indonesia mampu mengukur kemampuan dirinya mengenali dan menyadari kebutuhan dan pengembangan dirinya sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Pelajar Indonesia juga mampu meregulasi diri, artinya mampu bersikap dewasa mengatur pikiran, perasaan, juga perilaku yang dia butuhkan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Lima, bernalar kritis
Pelajar Indonesia yang bernalar kritis, mampu memproses berpikirnya secara kuantitatif dan kualitatif dapat menganilis informasi serta menyimpulkannya dengan benar.
Elemen kuncinya yaitu memperoleh dan memproses informasi dengan mengajukan pertanyaan yang relevan, mengklarifikasi gagasan yang diperoleh dengan menemukan fakta yang diperoleh dengan hati-hati.
Dalam mengevaluasi penalaran, pelajar Indonesia mengambil kepuitusan tidak sembrono, menggunakan logika sesuai sains. pengambilan keputusan diambil dari gagasan dan informasi yang didapat dari beberapa sumber yang bisa dipercaya.
Enam, KreatifÂ
Pelajar yang kreatif adalah pelajar yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, asli bukan tiruan, bermakna dan bermanfaat.
Elemen kuncinya adalah menghasilkan gagasan yang orisinil. Pelajar pancasila mampu membentuk ide atau gagasan yang sederhana hingga yang kompleks selanjutnya mengaplikasikan dalam kehidupannya menjadi alternative penyelesaian masalah.
Selain itu juga menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil yang didorong oleh minat dan talenta yang dimiliki dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya.
Bapak dan Ibu, menjadi penting bagi kita untuk memberikan penguatan terhadap peserta didik kita agar mereka menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar pancasila yang saat ini menjadi pheoner bagi sekolah-sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Sumber : Materi workshop, Pendidikan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran dan penilaian, Ir. Hendarman, Msc.PhD, Plt. kepala pusat penguatan karakter/Analis kebijakan Ahli Utama. Disampaikan oleh Ibu Hj. Wasiah, Pengawas SD Kabupaten Tuban pada workshop tanggal 31 Mei 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H