Pembaca, masih ingatkah dengan upacara bendera di kala SD? atau ketika SMP? Pernahkan anda menjadi petugas upacara?
Adalah pertanyaan yang membawa kita  mengingat kembali masa-masa lalu, mungkin diantara pembaca ada yang pernah menjadi pemimpin upacara, pengibar bendera, atau dirijen lagu Indonesia Raya.
Mengingat kembali masa-masa itu rasanya ingin kembali ke zaman dulu. Namun, yang kini akan saya bahas adalah pentingnya kegiatan upacara bagi siswa-siswi di sekolah.
Upacara bagi sebagian anak menjadi momok. Ada yang senang, merasa puas karena sukses menjalankan tugasnya. Namun, ada yang enggan menjadi petugas karena merasa tidak mampu menjalankannya dengan baik.
Begitu juga bagi peserta upacara, ada yang suka pun juga ada yang tidak suka karena capek, panas dan merasa tidak kuat berdiri lama di lapangan.
Pagi itu, hari masuk pertama semester 1 bertepatan hari senin, untuk mengawali kegiatan kami dewan guru sepakat mengadakan upacara bendera hari Senin.
Karena mendadak kami hanya menunjuk langsung siswa dan siswi yang kami anggap mampu untuk menjalankan tugasnya. Sejak pandemi hingga saat ini  pihak sekolah tidak mengadakan upacara artinya sudah dua tahun lebih mereka tidak melaksanakan upacara.
Walhasil ketika pertama kami melaksanakannya, semua petugas masih banyak yang keliru, lupa bagaimana aturan baris-berbaris, bagaimana aba-aba siap, istirahat, hormat dan lain-lain.
Saya cukup memahami mereka yang saat ini kelas 6, dua tahun lalu kelas 4. Pada waktu kelas 4 mereka belum pernah menjadi petugas upacara, biasanya kami memberlakukan petugas upacara bagi siswa yang sudah kelas 5 dan 6 secara bergantian.
Ketika persiapan upacara dimulai, pembawa acara segera membacakan susunan upacara. Pada saat pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, dengan percaya diri pemimpin upacara memasuki lapangan tapi apa yang terjadi diluar dugaan, menjadikan peserta upacara tertawa, karena langkahnya bedo (tangan kanan maju bersamaan kaki kanan, demikian juga sebaliknya tangan kiri maju bersamaan tangan kiri).
Kami, sebagian gurupun turut menahan tawa, Upacara tetap berjalan walaupun terjadi kesalahan, kami paham dan memakluminya. Demikian juga ketika pengibaran sang merah putih, banyak aba-aba yang masih keliru, menarik tali benderapun masih ada kendala.
Namun demikian walaupun terjadi banyak kesalahan, kami tetap meneruskan upacara. Bagi kami upacara adalah sarana untuk melatih disiplin dan tanggung jawab.
Apa makna upacara
Menurut KBBI upacara adalah tanda-tanda kebesaran. Perayaan atau perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa penting.
Menurut Wikipedia upacara adalah rangkaian tindakan yang direncanakan dengan tatanan, aturan, tanda, atau simbol kebesaran tertentu.
Upacara umumnya dibedakan menjadi upacara kenegaraan, upacara adat dan upacara keagamaan
Upacara bisa juga untuk menandai penyambutan dalam pekerjaan atau kehidupan seseorang, seperti kelulusan, pernikahan dan juga pemakaman. Ada juga upacara yang menandai peristiwa tahunan, seperti panen padi, peringatan hari kemerdekaan.
Kali ini saya akan membahas tentang upacara bendera yang diadakan setiap hari senin oleh sekolah-sekolah yang ada di negeri ini. upacara bendera sebagai wujud kecintaan kita terhadap tanah air dan bangsa.
Adapun manfaat dari upacara bendera sebagai berikut:
Pertama, membiasakan tertib dan disiplin.
Upacara melatih kedisiplinan, salah satunya kehadiran siswa menjadi lebih pagi. Dengan upacara anak-anak berangkat lebih pagi. Biasanya mereka jam 07.00 WIb baru tiba di sekolah. Namun, kali ini mereka datang lebih pagi yaitu jam 06.45 WIB karena ada upacara bendera.
Selain itu, ketika upacara semua siswa harus berseragam lengkap, dasi dan topi adalah hal yang wajib dikenakan. Ini salah satu ketertiban yang harus dilaksanakan oleh semua peserta upacara.
Dari semua peserta upacara ada 5 siswa yang tidak memakai topi. Setelah upacara selesai kepala sekolah memberi arahan sekaligus pembinaan agar Senin yang akan datang  melengkapinya.
Hal ini sengaja dilakukan agar selanjutnya dapat dipahami siswa bahwa upacara adalah cara yang tepat untuk membiasakan kedisiplinan dan ketertiban.
Kedua, Melatih kemampuan memimpin.
Kemampuan memimpin bisa ditanamkan sejak kecil, misalnya menjadi pemimpin dalam kelompok, menjadi ketua regu atau ketua kelas. Menyiapkan satuan regu dan mengelola kelas membutuhkan skill yang tidak mudah.
Untuk itu perlu adanya latihan-latihan. Menjadi petugas upacara harus mampu menjadi pemimpin untuk dirinya juga orang lain. Misalnya berada di depan barisan, setiap gerakannya akan dilihat dan dinilai peserta yang lain.
Maka dia harus bisa memberi contoh sikap siap dan cara istirahat dengan benar, Â bahkan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan seminim mungkin.Â
Ketiga, tidak mudah menyalahkan orang lain
Banyak diantara kita yang sering berkomentar ketika melihat seseorang yang salah melakukan sesuatu, tanpa mempertimbangkan akibat yang dikatakannya.
Begitu juga dengan pelaksanaan upacara, selalu ada kesalahan pada petugas upacara, maka saat sambutan pembina upacara, saya menyampaikan bahwa jika ada petugas yang keliru atau salah jangan ditertawakan, karena belum tentu yang menertawakan bisa melakukan dengan baik.
Menjadi petugas upacara memang tidak mudah harus berani baik secara mental maupun psykisnya. Jadi jangan meremehkan orang lain karena belum tentu kita bisa melakukannya lebih baik.
Kelima, menumbuhkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Salah satu dari ciri cinta tanah air dan bangsa adalah mengenal lagu kebangsaan. Maka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu kebangsaan adalah hal yang harus dikuasai oleh setiap pelajar dan harus ditanamkan sejak dini.
Jangan sampai terjadi anak tidak hafal lagu "garuda pancasila"yang merupakan lambang negara, atau tidak hafal sila-sila Pancasila yang menjadi  dasar negara Indonesia.
Keenam, melatih daya tahan tubuh
Sebagian siswa mengeluhkan  lelah, capek, dan lemas setelah upacara selesai. Namun perlu dilatih untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan daya tahan tubuh siswa di bawah sinar matahari pagi.
Seperti yang terjadi pagi itu, Zafran siswi yang masih duduk di bangku kelas satu, tiba-tiba  muntah dan lari ke belakang barisan, dia merasa pusing. Guru kelas satu segera mengajaknya ke ruang UKS untuk diberinya minyak kayu putih.
Ketika ditanya apakah belum sarapan? Â Dia menjawab: "sudah sarapan", juga dalam keadaan sehat, namun ketika upacara berlangsung tiba-tiba tidak kuat menahan rasa pusing dan mual.
Dalam sambutannya Pembina upacara  menyampaikan bahwa upacara adalah sarana untuk melatih fisik agar kuat dan sehat,
"Anak-anak, dengan upacara seperti ini, melatih daya tahan dan kekuatan tubuh. Siapa tahu diantara kalian besuk ada yang menjadi TNI atau polisi maka saat ini kalian telah melatih diri".
Bapak dan ibu, mari kita tanamkan jiwa patriotik kepada anak didik kita dengan mengadakan kegiatan upacara bendera, karena dengan upacara melatih mereka untuk cinta tanah air dan bangsa.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI