Ketiga, menggali potensi atau bakat yang dimiliki anak.
Salah satu cara yang dapat menambah kepercayaan diri pada siswa berkebutuhan khusus adalah menggali potensi dan menemukan bakat yang ia miliki. Ini penting untuk dilakukan karena dengan bakat yang dimilikinya, orang tua maupun guru akan mudah mengantarkan mereka menuju cita-citanya.
Seperti yang dialami Agus, gurunya telah menemukan bakat melukisnya sejak kelas 5, sehingga sang guru dengan mudah memberikan bimbingan dan kesempatan berkarya dengan cara mengikut sertakan dalam berbagai lomba melukis.
Dari situlah Agus tampak trampil dalam mengasah kemampuannya. Bakat dan potensi yang dimilikinya mengantarkan Agus menjelajah dunia, mengikuti ajang pameran dari berbagai negara Asia.
Keempat, memberi kepercayaan pada anak
Anak adalah amanah, titipan Tuhan yang diperuntukkan untuk menyempurnakan keluarga. Kehadirannya adalah anugerah, maka jangan sekali-kali memandang sebelah mata terhadap anak tak terkecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Agus kecil pernah meminta kepada orang tuanya untuk sekolah, namun ibunya sempat ragu, apakah dia mampu dan bisa mengikuti pelajaran layaknya anak-anak yang lain. Kehawatiran ibunya cukup beralasan, ibu mana yang tega mendengar anaknya menjadi bahan omongan teman-teman yang lain, mungkin itu yang dipikirkan, Namun keraguan ibunya perlahan berubah, ketika melihat kesungguhan Agus untuk sekolah.
Dengan memberikan kepercayaan, anak merasa bebas untuk mengaktualisasikan dirinya, anak akan merasa di hargai, dan kehadirannya bukan menjadi beban namun menambah keharmonisan bagi orang-orang disekitarnya
Kelima, dekatkan pada Tuhannya.
Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang orang tua maupun guru untuk mendidik dan mengenalkan Tuhannya. Jika beragama Islam maka kenalkan mereka dengan rukun Islam, salah satunya adalah kewajiban salat.