Kedua, ajarkan untuk merawat diri
Bagi anak dengan hambatan ini sangat penting untuk diajarkan bagaimana merawat diri, mulai berpakaian sendiri, mengancingkan baju sendiri dan bisa pup sendiri.
Beberapa kasus anak dengan hambatan tunagrahita, ketika masuk di kelas rendah mereka masih sering ngompol di kelas, kurang bisa berinteraksi dengan teman sebayanya, bahkan untuk sekedar makan dan minum saja membutuhkan pelayanan.
Army yang saat ini duduk di kelas 5, ketika ingin minum maka gelas yang ada di depannya saja masih di arahkan ke mulut.Â
"Ayo Army, kalau minum gelasnya diarahkan ke mana?" Ujar guru pembimbing Army yang ada di kelas.
Ketika minumpun jika tidak dihentikan bu guru, maka dia akan terus minum, tanpa meletakkan gelas yang ada digenggamannya.Â
Begitulah keadaan anak yang diduga mengalami hambatan tunagrahita yang membutuhkan layanan khusus dari orang-orang di sekitarnya.
Secara khusus mereka dapat diajari bagaimana memakai kaos kaki, memakai sepatu, dan ikat pinggang. Hal-hal kecil bagi anak-anak regular, namun bagi mereka adalah sebuah pencapaian yang luar biasa.
Di situlah guru diuji kesabaran dan keihlasannya dalam melayani anak yang istimewa ini. Kita harus bisa menanamkan bagaimana cara merawat dirinya sendiri, sebagai bekal untuk masa depannya, suatu saat dia tumbuh menjadi dewasa, dan berharap bisa merawat dirinya sendiri.
Ketiga, ajarkan kemandirian dan tanggung jawab
Dahulu, pernah saya menjadi pengawas Ujian Nasional di sebuah lembaga pendidikan SD yang menjadi satu-satunya SDN Inklusi di daerah saya.