Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berikut Cara Mengenali Siswa dengan Hambatan Autis

20 November 2021   20:15 Diperbarui: 21 November 2021   09:37 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | shutterstock via kompas.com

Pada tulisan sebelumnya saya pernah menyampaikan tentang bagaimana kiat-kiat menjadi guru pembimbing khusus, salah satunya harus mempunyai tiket kesabaran tingkat tinggi.

Memang tidak mudah membimbing peserta didik berkebutuhan khusus, namun demikian jika kesabaran telah melekat dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, guru harus mengedepankan ketulusan dan keihlasan untuk melayani.

Terlahir menjadi anak berkebutuhan khusus bukanlah kehendak mereka, hal ini menunjukkan bahwa Tuhan berkuasa mencipta dan memberikan predikat apapun kepada mahluknya. Semua ada hikmahnya. Guru menjadi orang tua di sekolah diharapkan dapat melayani mereka dengan kesungguhan hati.

Di akhir kegiatan bimtek GPK yang diselenggarakan pada tanggal 16-19 November 2021 di hotel Pargon Solo kemarin, ada post tes yang harus diselesaikan, setiap peserta bimtek mengerjakan soal secara online yang tidak sama antara satu peserta dengan yang lain. Kebetulan saya menyelesaikan satu butir soal cerita yang kurang lebih berbunyi sebagai berikut.(Diskripsi dan nama tokoh tidak sama persis dengan soal)

Di salah satu SD Mangunharjo ada siswa yang bernama Saka. Saat ini dia sudah di kelas II (dua). Dia mengalami kesulitan dalam berbicara namun sudah bisa mengatakan 'mama' dan 'papa'. Dia sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, jika bermain selalu diulang-ulang, naik- turun pohon didepan kelas selalu dilakukan.

Bu Mirna gurunya, mendatanginya dan berusaha merangkulnya agar tidak memanjat pohon hawatir jatuh, namun Saka justru berteriak menandakan kalau dia tidak suka Bu Mirna mendekatinya.

Dari ilustrasi diatas, saya harus mengidentifikasikan dan mengkategorikan hambatan apa yang dialami oleh Saka. Mencermati dari tingkah laku yang dilakukan Saka, saya menentukan pilihan bahwa Saka diduga mempunyai hambatan autis. Hal ini sesuai dengan apa yang yang menjadi kebiasaan Saka.

Berikut beberapa kondisi untuk mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus kategori autis :

  • Tidak mau kontak mata, ekspresi muka kurang hidup dan gerak-gerik kurang tertuju.
  • Tidak empati, dan tidak dapat bermain dengan teman sebaya.
  • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non verbal.
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
  •  Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, kurang dapat meniru.
  • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang khas 
  • terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistic atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
  • sering kali terpukau pada bagian-bagian benda
  • tidak suka dipeluk, suka berjalan jinjit.

(Sumber: tugas worksheet 1, identifikasi anak pada bimtek GPK)

Pengertian Anak dengan hambatan autis

Autisme atau autis merupakan salah satu gangguan perkembangan pada anak, dimana terjadi permasalahan pada interaksi sosial, masalah komunikasi dan bermain imajinatif "seolah-olah hidup memiliki dunia bermain sendiri" yang mulai muncul sejak anak berusia di bawah tiga tahun. Istilah autism berasal dari bahasa Yunani yaitu yang berarti aku atau diri "self". (dosenpendidikan.co.id)

Dari pengertian di atas, anak dengan hambatan autis membutuhkan penanganan yang luar biasa. beberapa kali saya menjumpai anak dengan hambatan autis, kebetulan anak dari saudara juga mengalami hal yang sama, saya tahu sendiri bagaimana ketika ibunya harus mendampingi anak tersebut, lelahnya tergadai dengan cinta, peluh keringatnya tergantikan dengan kasih sayang.

Anak-anak tersebut perlu kita dampingi, kita jaga dan kita rawat dengan penuh cinta, karena mereka anak istimewa yang Tuhan ciptakan untuk tabungan pahala kita.

Berikut cara menghadapai anak autis :

gambar diambil dari liputan6.com
gambar diambil dari liputan6.com

Pertama, kenali anak terlebih dahulu

Sebelum memasaki dunia anak, kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang terkait dengan mereka. Terlepas anak mempunyai hambatan atau tidak, sebagai guru maupun orang tua harus mengetahui terlebih dahulu kebiasaan mereka.

Anak dengan hambatan autis akan tampak ketika dengan permainan yang diulang-ulang, dia enjoy dengan dunianya, tidak mau diganggu bahkan ketika teman sebayanya mendekat, kontak mata yang tak mau dipandang.

Ketika guru atau orang tua mengetahui dunia mereka maka akan segera tahu harus memosisikan seperti apa untuk buah hati yang istimewa ini.

Kedua, ubah keinginan kita terhadap anak

Sebagai orang tua maupun guru, tentu mempunyai keinginan untuk mengubah perilaku mereka seperti layaknya anak regular pada umumnya, namun harus bertahap. Misalnya ingin melatih mereka untuk tetap diam dan tenang selama makan.

Ubah dulu keinginana untuk diam selama makan, cukuplah diawali dengan 2-3 menit saja, dengan demikian kita tidak akan merasa gagal, setelah beberapa tahapan barulah untuk jangka panjang kita berharap anak bisa diam selama makan.

Ketiga, cari jalan keluar positif dari hal-hal yang tidak biasa

Dari ilustrasi di atas, Saka sering memanjat pohon, kemudian turun dan memanjat lagi di halaman sekolah, maka sebaiknya kita mengubah perilaku itu menjadi positif, jika dilakukan di tempat olah raga, atau dibuatkan mainan layaknya panjat tebing, maka akan bernilai positif, tentu saja tetap menjaga keamanannya.

Keempat, nikmati keberhasilan anak

Selalu bersyukur setiap tahapan yang dilaluinya, walaupun kecil jika dibanding teman sebayanya namun capaian itu bernilai besar untuk anak dengan hambatan autis.

Saka telah bisa mengatakan Papa dan Mama, adalah sebuah keberhasilan, disaat teman sebayanya mampu bercerita, maka kita cukup berbahagia ketika anak didik kita mampu menyapa dengan mengatakan 'bu'.

Jika Saka bisa kita ajak bermain bola dan mampu menendangnya itupun keberhasilan yang harus disyukuri walaupun Saka tidak akan menjadi kapten sepak bola, tapi dia telah menjadi dirinya sendiri.

Kelima, kurangi kekhawatiran terhadap opini orang lain

Ketika Saka diajak bersilaturahmi ke rumah teman dan membuat gaduh karena tangannya menjatuhkan suguhan di meja tamu, jangan sampai menjadikan masalah besar ketika beberapa pasang mata menatap anak kita dengan pandangan yang kurang empati.

Jangan sampai sikap itu menjadi masalah besar, dan membentaknya dengan nada tinggi, tetapi penting untuk diingat bahwa Saka adalah anak autis yang tidak sengaja mempermalukan kita di hadapan orang lain.

Keenam, temukan cara bergembira bersama

Menciptakan gembira dan senang dengan anak autis memang tidak mudah, bawaannya kesal dan jengkel, namun itu bukan penyelesaian, guru pembimbing khusus harus bisa menghalau perasaan itu. sebaiknya ikuti setiap gerakannya dan pelajari setiap prosesnya, yakini bahwa ini adalah amanah dan titipan dari yang kuasa untuk mengukur kesabaran dan keihlasan kita.

Nikmati kekonyolannya, gelitiknya, dan hal-hal yang sebenarnya bisa membuat kita tersenyum dari pada menghawatirkan hasil yang diharapkan.

Bapak dan Ibu, mari bimbing anak-anak istimewa ini dengan keihlasan dan ketulusan hati, mereka diciptakan Tuhan untuk mengantarkan kita mendapat pahala surga. Amin

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun