Jika Saka bisa kita ajak bermain bola dan mampu menendangnya itupun keberhasilan yang harus disyukuri walaupun Saka tidak akan menjadi kapten sepak bola, tapi dia telah menjadi dirinya sendiri.
Kelima, kurangi kekhawatiran terhadap opini orang lain
Ketika Saka diajak bersilaturahmi ke rumah teman dan membuat gaduh karena tangannya menjatuhkan suguhan di meja tamu, jangan sampai menjadikan masalah besar ketika beberapa pasang mata menatap anak kita dengan pandangan yang kurang empati.
Jangan sampai sikap itu menjadi masalah besar, dan membentaknya dengan nada tinggi, tetapi penting untuk diingat bahwa Saka adalah anak autis yang tidak sengaja mempermalukan kita di hadapan orang lain.
Keenam, temukan cara bergembira bersama
Menciptakan gembira dan senang dengan anak autis memang tidak mudah, bawaannya kesal dan jengkel, namun itu bukan penyelesaian, guru pembimbing khusus harus bisa menghalau perasaan itu. sebaiknya ikuti setiap gerakannya dan pelajari setiap prosesnya, yakini bahwa ini adalah amanah dan titipan dari yang kuasa untuk mengukur kesabaran dan keihlasan kita.
Nikmati kekonyolannya, gelitiknya, dan hal-hal yang sebenarnya bisa membuat kita tersenyum dari pada menghawatirkan hasil yang diharapkan.
Bapak dan Ibu, mari bimbing anak-anak istimewa ini dengan keihlasan dan ketulusan hati, mereka diciptakan Tuhan untuk mengantarkan kita mendapat pahala surga. Amin
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H