Anak-anak tersebut perlu kita dampingi, kita jaga dan kita rawat dengan penuh cinta, karena mereka anak istimewa yang Tuhan ciptakan untuk tabungan pahala kita.
Berikut cara menghadapai anak autis :
Pertama, kenali anak terlebih dahulu
Sebelum memasaki dunia anak, kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang terkait dengan mereka. Terlepas anak mempunyai hambatan atau tidak, sebagai guru maupun orang tua harus mengetahui terlebih dahulu kebiasaan mereka.
Anak dengan hambatan autis akan tampak ketika dengan permainan yang diulang-ulang, dia enjoy dengan dunianya, tidak mau diganggu bahkan ketika teman sebayanya mendekat, kontak mata yang tak mau dipandang.
Ketika guru atau orang tua mengetahui dunia mereka maka akan segera tahu harus memosisikan seperti apa untuk buah hati yang istimewa ini.
Kedua, ubah keinginan kita terhadap anak
Sebagai orang tua maupun guru, tentu mempunyai keinginan untuk mengubah perilaku mereka seperti layaknya anak regular pada umumnya, namun harus bertahap. Misalnya ingin melatih mereka untuk tetap diam dan tenang selama makan.
Ubah dulu keinginana untuk diam selama makan, cukuplah diawali dengan 2-3 menit saja, dengan demikian kita tidak akan merasa gagal, setelah beberapa tahapan barulah untuk jangka panjang kita berharap anak bisa diam selama makan.
Ketiga, cari jalan keluar positif dari hal-hal yang tidak biasa
Dari ilustrasi di atas, Saka sering memanjat pohon, kemudian turun dan memanjat lagi di halaman sekolah, maka sebaiknya kita mengubah perilaku itu menjadi positif, jika dilakukan di tempat olah raga, atau dibuatkan mainan layaknya panjat tebing, maka akan bernilai positif, tentu saja tetap menjaga keamanannya.
Keempat, nikmati keberhasilan anak
Selalu bersyukur setiap tahapan yang dilaluinya, walaupun kecil jika dibanding teman sebayanya namun capaian itu bernilai besar untuk anak dengan hambatan autis.
Saka telah bisa mengatakan Papa dan Mama, adalah sebuah keberhasilan, disaat teman sebayanya mampu bercerita, maka kita cukup berbahagia ketika anak didik kita mampu menyapa dengan mengatakan 'bu'.