Hal ini berbanding terbalik dengan mereka di sekolah perkotaan yang sebagian muridnya sudah mengenal bahkan terbiasa menggunakan HP dan juga laptop.
Dengan diterapkannya asesmen ini, peserta ANBK dituntut untuk bisa mengoperasikan IT, menulis di laptop, dan menggunakan mouse.Â
Sebagai wali kelas saya mulai ancang-ancang menyusun strategi agar peserta didik bisa mengikuti ANBK tahun ini.
Pengenalan asesmen pada peserta didikÂ
Sejak adanya pemberitahuan tentang pelaksanaan simulasi SNBK pada tanggal 30 Agustus 2021, saya segera menginformasikan kepada murid-murid, bahwa mereka akan mengikuti ujian berbasis komputer.
"Anak-anak, empat hari ke depan, kalian akan saya ajari bagaimana memegang alat ini," ucapku di depan kelas sambil menunjukkan benda kecil mirip tikus itu.
"Bu, itu namanya apa?" Tanya salah satu siswa mewakili teman-temannya.
"Ini namanya mouse, anak-anak," jawab saya menahan geli karena kepolosan mereka, "Kalian juga akan ibu ajari bagaimana menulis di laptop," ujar saya sembari menunjukkan laptop di meja guru. Dengan semangat mereka bersorak kegirangan.
Ilustrasi di atas adalah gambaran kepolosan mereka yang belum mengenal IT sama sekali, bahkan ada beberapa anak yang tidak punya HP di rumah.Â
Saya merasa ini adalah tantangan untuk melaksanakan sukses ANBK. Berikut langkah-langkah yang saya lakukan:Â