Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Asesmen Nasional Berbasis Komputer untuk SD, Tantangan bagi Guru Pembimbing

6 September 2021   07:51 Diperbarui: 7 September 2021   05:01 3531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Simulasi ANBK di SDN Kedungjambe 1 | Dokumentasi pribadi

Di awal pembelajaran tatap muka terbatas tahun ini, guru dihadapkan pada program baru yang dicanangkan pemerintah, tepatnya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu adanya ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Kompetensi.

Apa Itu Asesmen Nasional? 

Seperti yang kita ketahui, pemerintah telah menghapus ujian nasional (UN) dan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). 

Sebagai gantinya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sebuah program yang dinamakan asesmen nasional. 

Asesmen nasional merupakan sebuah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas belajar mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Apapun kebijakan pemerintah, sebenarnya kita yang ada di bawah pelaku dan penggerak pendidikan sami'na wa atha'na atau sendiko dhawuh, karena program itu sudah melalui uji kelayakan dari para pakar pendidikan. 

Namun, apa yang terjadi ketika program itu dilaksanakan pada SD pinggiran yang peserta didiknya belum mengenal IT. 

Seperti yang saya alami, berada di kawasan jauh dari kota ditambah lagi latar belakang siswa yang kurang mampu, menambah deretan panjang PR yang harus segera rancang. 

Semua murid yang ada di lembaga tempat saya mengajar belum pernah mengenal dan memegang laptop apalagi menyentuh mouse. Saya yakin di luar sana, ribuan peserta ANBK lainnya mengalami hal yang sama.

Hal ini berbanding terbalik dengan mereka di sekolah perkotaan yang sebagian muridnya sudah mengenal bahkan terbiasa menggunakan HP dan juga laptop.

Dengan diterapkannya asesmen ini, peserta ANBK dituntut untuk bisa mengoperasikan IT, menulis di laptop, dan menggunakan mouse. 

Sebagai wali kelas saya mulai ancang-ancang menyusun strategi agar peserta didik bisa mengikuti ANBK tahun ini.

Pengenalan asesmen pada peserta didik 

Sejak adanya pemberitahuan tentang pelaksanaan simulasi SNBK pada tanggal 30 Agustus 2021, saya segera menginformasikan kepada murid-murid, bahwa mereka akan mengikuti ujian berbasis komputer.

"Anak-anak, empat hari ke depan, kalian akan saya ajari bagaimana memegang alat ini," ucapku di depan kelas sambil menunjukkan benda kecil mirip tikus itu.

"Bu, itu namanya apa?" Tanya salah satu siswa mewakili teman-temannya.

"Ini namanya mouse, anak-anak," jawab saya menahan geli karena kepolosan mereka, "Kalian juga akan ibu ajari bagaimana menulis di laptop," ujar saya sembari menunjukkan laptop di meja guru. Dengan semangat mereka bersorak kegirangan.

Ilustrasi di atas adalah gambaran kepolosan mereka yang belum mengenal IT sama sekali, bahkan ada beberapa anak yang tidak punya HP di rumah. 

Saya merasa ini adalah tantangan untuk melaksanakan sukses ANBK. Berikut langkah-langkah yang saya lakukan: 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pertama, mengajari mereka satu persatu cara memainkan mouse. Ini bukan hal yang mudah, butuh ketelatenan. 

Tangan-tangan mungil mereka masih kaku, tetapi dengan kesungguhan dan sambil guyon, mereka merasa menjadi lebih berkelas memainkan alat ini.

"Wah, saya seperti anak kota yang ada di tipi," ujar salah satu murid, yang dibarengi gelak tawa teman-temannya.

Kedua, secara bergantian membimbing cara menulis.

"Anak-anak, dengan memperhatikan letak huruf yang ada di laptop kalian akan bisa menulis, cukup dengan memejet tombol, huruf-huruf itu secara otomatis akan bermunculan di layar laptop," terangku pada murid sambil mempraktekkan.

Antusias anak cukup besar untuk segera bisa menulis, dengan sabar mereka antre untuk dapat mengoperasikan alat tulis yang satu ini. Sambil menunggu giliran, mereka memperhatikan temannya yang berada di depan laptop. 

Jari-jari itu menari kaku di atas keyboard, untuk memainkan huruf hingga menjadi kalimat, saya yakin ini adalah pengalaman pertama mereka yang mungkin tidak akan terlupakan.

Ketiga, menyampaikan bahwa materi asesmen adalah hal-hal yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. 

Jadi, tidak usah berpikir soalnya sulit karena yang terpenting anak-anak bisa memahami materi, dan menjawabnya dengan penalaran. 

Materi tidak ada pada pelajaran secara praktis seperti pada muatan pelajaran bahasa Indonesia, IPS, ataupun yang lain, sehingga anak-anak tidak harus mempersiapkan berupa materi pelajaran.

Keempat, menyiapkan mental agar tidak grogi atau ndredek(jw). Bagaimanapun juga ujian adalah kegiatan serius yang membutuhkan kesiapan mental, apalagi menggunakan IT yang masih asing bagi siswa, tentu mempunyai dampak psikologis pada anak. 

Berkali-kali saya menyarankan kepada murid-murid agar tetap santai, karena jika grogi akan mempengaruhi daya penalaran mereka.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Tujuan asesmen nasional

Melansir keterangan dari Kemendikbud, asesmen dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. 

Asesmen nasional menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antar satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antar daerah, ataupun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). 

Asesmen nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi dan karakter murid.

Akhirnya mari kita bangun bangsa ini dengan memulai sukses ANBK, karena sejatinya mutu pendidikan menjadi cermin masa depan bangsa ini.

Jangan lelah untuk membimbing siswa-siswi kita, mereka adalah tunas masa depan negeri tercinta ini. 

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun