Ada kalanya, kita bisa merasakan adanya rasa humor dalam sebuah lagu. Dalam hal ini misalnya pada lagu-lagu pop Imdonesi. Unsur humor tersebut adakalanya berada pada isi lagunya dan ada kalanya pada bentuk lirik lagunya. Tapi diatas semuanya itu,  kita memang dituntut juga untuk harus memiliki  rasa sense of humor yang kuat untuk bisa menikmatinya, sebab boleh jadi unsur humor dalam lagu itu tipis atau halus saja. Selanjutnya, yuk kita cari dan nikmati unsur humpr dalam lagu-lagu tersebut ! Oh ya, bagi orang jadul, sumber lagu bisa berdasarkan memori pribadi.
" Cari Jodoh "; lugas kampungan
Yang belum begitu jauh dibelakang kita, diera tahun dua ribuan, misalnya lagu " Cari Jodoh " miliknya Wali Band. Kita ambil sebagian dari lirik lagu tersebut berikt ini ;
Ibu bapak punya anak
Bilang-bilang aku, aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
Karena cuma diriku yang tak laku-laku
Pengumuman-penguman
Siapa yang mau bantu
Tolong ah kasihani aku
Tolong caikan diriku, kekasih diriku
Siapa yang mau
Ku tak laku-laku wo-o-o-oh
Ku tak lku=laku wo-o-o=oh
Ku tak laku-laku
   Perhatikan kelugasan si aku dalam lagu yang tanpa malu-malu mengatakan dirinya yang tak laku-laku, bahka terus merengek-rengek Dan lucunya, dia memakai gaya resmi atau forml dalam meminta tolong ; pengumuman-pengumuman .... Padahal isinya kan masah yang pribadi sekali. Lagu ini konon menurut kawan yag pernah jadi TKI di Brunai, sangat populer banget disana.
Judul-judulan; tipuan porno kata ?
   Sedangkan di era tahun delapanpuluhan, ada sebuah lagu yag memag diniatkan sebagai lagu humor total, yaitu yang berjuduk; " judul=judulan ". Lagu tersebut miliknya group music PSP ( Pancaran Sinar Petromaks ) dengan vokalisnya Joni Iskandar yang performance penmpilannya sangat ikonik gaya rambutnya kala itu. Personil lainnya yang cukup populer  adalah pelawak Doyok. Adapun syair laguya adalah sebagai berikut;
Neng ayo neng
Kia main pacar-pacaran
Dari pada pacar beneran
Pikiran pusing tidak karuan
Kumpul kebo
{ Ya Cuma kbeo-keboan )
Neng ayo neng kia main kawin-kawinan
Dari pada kawin beneran
Pikiran pusing tidak karuan
Naik ranjang
( ya Cuma ranjang-ranjangan )
Reff :
Habis sudah pacar-pacaran
Habis sudah kawin-kawinan
Punya anak
(Namanya anak-anak kan )
Ini lagu, Â lagu-laguan
Judulnya pun judul-judulan
Ma-ap ya neng
( ini kan bohong-bohongan )
Neng ayo neng
Kita main cium-ciuman
Dari pada cium beneran
Pikiran pusing tidak karuan
( beum dicium kok eneng nyosor duluan )
.....
   Sebuah drama percintaan yang bau-bau porno kata, yang mungkin agakf vulgar, mulai dari masa pacarana sampai punya anak, tapi dengan nakal  kita dijebak atau dikunci mati dengan satu kata " main-mainan" maka ambyar sudah tuduhan sebagai lagu porno kata yang norak, kan cuma main-mainan dan lagunya juga cuma judul-judulan .... bisa aja !
Cinta Karet ; kiasan yang tak biasa
Masih semasa dengan Judul-judulan, dimana waktu itu lagi ngetrend lagu keroyokan, saat itu muncul lagu yang cukup popular juga yaitu " Cinta Karet " dibaakan oleh Gadis Manja Group. Take jelas siapa saja personilnya dan sayangnya pula setelah lagu Cinta Karet, gruoup ini hilang begitu saja. Aiklah kita simak syairnya ;
Cinta cinta karet
Cinta sampai lecet
Cinta cinta karet
Sana sini lengket
Cinta cinta karet
Tak bisa dipegang
Cinta cinta karet
Selalu bergoyang
Ada angina timur
Kau ikut ke timur
Ada angin barat
Kaupun ikut ke barat
Kau kesan mau
Kau keisi mau
Setelah kutahu
Aku jadi tak mau
...
   Ungkapan kata-katanya biasa saja, bukan kosa kata yang puitis yang langka, melainkan kosa kata bahasa seharihari saja,  namun menjadi terasa tidak biasa karena terdengar tidak  klise. Cinta karet , karet sama sekali tidak mengesankan keindahan kata. Tapi mampu mengilustrasikan ketidak setiaan cinta; tak dapaat dipegang -  selalu bergoyang. Ungkpan angin barat- angin timur,ini menrik karena istilah ini biasa dikenal dalam ranah ilmu geografi atau BMKG. Dan agar nyambung puitisnya dengan karet, maka diungkapakan cinta sebatas lengket dan lecet. Lengket dan lecet hanyalah sedalam kulit ( ari ) saja bukan ? Ketika lagu ini tampil dalam acara mussik di TVRI dulu, penampilannya dibantu dengan menghadirkan pelawak kawakan S Bagio yang berperan sebagai " si cinta karet " dengan dikeroyok lima gadis manja tersebut, jadi kocak juga.
Malem Minggu ; sok gaya tapi sial
   Kita mundur waktu jauh ke awal-awal dekalde tahun 70-an. Ada lau humor yang amat popular kala itu. Yaitu lagu yang berjudul " malem minggu ". Penyanyinya comedian kawakan Bing Slamet dan Benyamin S. lagu ini bercorak local budaya Betawi. Adapun liriknya adalah sebagai berikut ;
Malem minggu aye pergi ke bioskop
Bergandengan ama pacar nonton koboi
Beli karcis tahu-tahu kehabisan
Jaga gengsi terpaksa beli catrutan
Aduh emak asyiknya
Nonton dua-duan
Layak nyonya dan tuan di gedongan
Mau beli minuman kantong kosong langganan
Malu ame tunangan ... kebingungan
Film abis, aye terpaksa nganterin
Masuk kampung jalan kaki kegelapan
Sepatu baru aje dibeliin
Dasar sial pulang-pulang nginjak gituan
   Itu adalah potret Betawi tahun tujuhpuluhan. Orang kaya waktu itu dinamakan orang gedongan. Mereka dipanggil tuan dan nyonya. Lagu terebut menceritakan orang tingkat social kelas " kampung " sungguhpun tinggalnya di Ibu kota. Kok bisa ? Makanya di Jakarta ada nama ;Kampung Melayu, Kampung Rambutan .... Sisa -sisa label pemukiman kampung kota jaman dulu. Lagu diatas mencerminkan hal itu.
Lebaran kok judi ?
Yuk kita mundur jauh kebelakang lagi, tahun limapuluhan. Ismail Marzuki juga mengambarkan suasana lebaran di Jakarta tahun limapuluhan dengan sangat kocaknya. Mari kita simak sebagian dari  lirik lagu tersebut dan saya kutipkan mulaibait ke dua ;
....
Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah
Setahun sekali naik trem listrik pereye
Hilir mudik jalan kaki pincang sampai sore
Akibatnya tenteng selop sepatu terompe
Ma.afkan lahir dan batin
Lang tahun hidup prihatin
Cari wang jangan bingungin
Lan syawal kita ngawinin
Cara orang kota berlebaran lain lagi
Kesempatan ini dipakai buat berjudi
Sehari semalam main ceki mabuk brandi
Pulang sempoyongan kalah main pukul istri
Akibatnya sang ketupat melayang ke mate
Sipenjudi mateng biru diransang si istri
Maafkal lahir dan batin
Lang taon hidup prihatin
Kondangan boleh kurangin
Korupsi jangan kerjain
   Gambaran ddua kelas social masyarakat. Orang kampung hari lebaran kesempataan bjat plesiran dan pakai baju baru lengkap denga  sandal selopnya, tapi karena tak biasa pakai, kaki lecet akhirnya sepatu selop terompe dijinjing. Kelas atas, lebaran kesempatan u tum main judi ceki, kalah pulang berantem sama istri, batal pesta ketupat. Ada juga selipan sindiran social yang menari disitu; lan syawl kita ngwinin / kondangan  boleh kurangin / korupsi jangan kerjain. Cukup komprehensif ilustrasi; sisi pribadi dan sisi social terwakili semuanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H