Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor Dalam Lagu Pop Indonesia

28 Desember 2024   13:32 Diperbarui: 28 Desember 2024   13:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nada ( sketsa pribadi )

Ada kalanya, kita bisa merasakan adanya rasa humor dalam sebuah lagu. Dalam hal ini misalnya pada lagu-lagu pop Imdonesi. Unsur humor tersebut adakalanya berada pada isi lagunya dan ada kalanya pada bentuk lirik lagunya. Tapi diatas semuanya itu,  kita memang dituntut juga untuk harus memiliki  rasa sense of humor yang kuat untuk bisa menikmatinya, sebab boleh jadi unsur humor dalam lagu itu tipis atau halus saja. Selanjutnya, yuk kita cari dan nikmati unsur humpr dalam lagu-lagu tersebut ! Oh ya, bagi orang jadul, sumber lagu bisa berdasarkan memori pribadi.

" Cari Jodoh "; lugas kampungan

Yang belum begitu jauh dibelakang kita, diera tahun dua ribuan, misalnya lagu " Cari Jodoh " miliknya Wali Band. Kita ambil sebagian dari lirik lagu tersebut berikt ini ;

Ibu bapak punya anak

Bilang-bilang aku, aku yang tengah malu

Sama teman-temanku

Karena cuma diriku yang tak laku-laku

Pengumuman-penguman

Siapa yang mau bantu

Tolong ah kasihani aku

Tolong caikan diriku, kekasih diriku

Siapa yang mau

Ku tak laku-laku wo-o-o-oh

Ku tak lku=laku wo-o-o=oh

Ku tak laku-laku

     Perhatikan kelugasan si aku dalam lagu yang tanpa malu-malu mengatakan dirinya yang tak laku-laku, bahka terus merengek-rengek Dan lucunya, dia memakai gaya resmi atau forml dalam meminta tolong ; pengumuman-pengumuman .... Padahal isinya kan masah yang pribadi sekali. Lagu ini konon menurut kawan yag pernah jadi TKI di Brunai, sangat populer banget disana.

Judul-judulan; tipuan porno kata ?

     Sedangkan di era tahun delapanpuluhan, ada sebuah lagu yag memag diniatkan sebagai lagu humor total, yaitu yang berjuduk; " judul=judulan ". Lagu tersebut miliknya group music PSP ( Pancaran Sinar Petromaks ) dengan vokalisnya Joni Iskandar yang performance penmpilannya sangat ikonik gaya rambutnya kala itu. Personil lainnya yang cukup populer  adalah pelawak Doyok. Adapun syair laguya adalah sebagai berikut;

Neng ayo neng

Kia main pacar-pacaran

Dari pada pacar beneran

Pikiran pusing tidak karuan

Kumpul kebo

{ Ya Cuma kbeo-keboan )

Neng ayo neng kia main kawin-kawinan

Dari pada kawin beneran

Pikiran pusing tidak karuan

Naik ranjang

( ya Cuma ranjang-ranjangan )

Reff :

Habis sudah pacar-pacaran

Habis sudah kawin-kawinan

Punya anak

(Namanya anak-anak kan )

Ini lagu,  lagu-laguan

Judulnya pun judul-judulan

Ma-ap ya neng

( ini kan bohong-bohongan )

Neng ayo neng

Kita main cium-ciuman

Dari pada cium beneran

Pikiran pusing tidak karuan

( beum dicium kok eneng nyosor duluan )

.....

     Sebuah drama percintaan yang bau-bau porno kata, yang mungkin agakf vulgar, mulai dari masa pacarana sampai punya anak, tapi dengan nakal  kita dijebak atau dikunci mati dengan satu kata " main-mainan" maka ambyar sudah tuduhan sebagai lagu porno kata yang norak, kan cuma main-mainan dan lagunya juga cuma judul-judulan .... bisa aja !

Cinta Karet ; kiasan yang tak biasa

Masih semasa dengan Judul-judulan, dimana waktu itu lagi ngetrend lagu keroyokan, saat itu muncul lagu yang cukup popular juga yaitu " Cinta Karet " dibaakan oleh Gadis Manja Group. Take jelas siapa saja personilnya dan sayangnya pula setelah lagu Cinta Karet, gruoup ini hilang begitu saja. Aiklah kita simak syairnya ;

Cinta cinta karet

Cinta sampai lecet

Cinta cinta karet

Sana sini lengket

Cinta cinta karet

Tak bisa dipegang

Cinta cinta karet

Selalu bergoyang

Ada angina timur

Kau ikut ke timur

Ada angin barat

Kaupun ikut ke barat

Kau kesan mau

Kau keisi mau

Setelah kutahu

Aku jadi tak mau

...

     Ungkapan kata-katanya biasa saja, bukan kosa kata yang puitis yang langka, melainkan kosa kata bahasa seharihari saja,  namun menjadi terasa tidak biasa karena terdengar tidak  klise. Cinta karet , karet sama sekali tidak mengesankan keindahan kata. Tapi mampu mengilustrasikan ketidak setiaan cinta; tak dapaat dipegang -  selalu bergoyang. Ungkpan angin barat- angin timur,ini menrik karena istilah ini biasa dikenal dalam ranah ilmu geografi atau BMKG. Dan agar nyambung puitisnya dengan karet, maka diungkapakan cinta sebatas lengket dan lecet. Lengket dan lecet hanyalah sedalam kulit ( ari ) saja bukan ? Ketika lagu ini tampil dalam acara mussik di TVRI dulu, penampilannya dibantu dengan menghadirkan pelawak kawakan S Bagio yang berperan sebagai " si cinta karet " dengan dikeroyok lima gadis manja tersebut, jadi kocak juga.

Malem Minggu ; sok gaya tapi sial

     Kita mundur waktu jauh ke awal-awal dekalde tahun 70-an. Ada lau humor yang amat popular kala itu. Yaitu lagu yang berjudul " malem minggu ". Penyanyinya comedian kawakan Bing Slamet dan Benyamin S. lagu ini bercorak local budaya Betawi. Adapun liriknya adalah sebagai berikut ;

Malem minggu aye pergi ke bioskop

Bergandengan ama pacar nonton koboi

Beli karcis tahu-tahu kehabisan

Jaga gengsi terpaksa beli catrutan

Aduh emak asyiknya

Nonton dua-duan

Layak nyonya dan tuan di gedongan

Mau beli minuman kantong kosong langganan

Malu ame tunangan ... kebingungan

Film abis, aye terpaksa nganterin

Masuk kampung jalan kaki kegelapan

Sepatu baru aje dibeliin

Dasar sial pulang-pulang nginjak gituan

     Itu adalah potret Betawi tahun tujuhpuluhan. Orang kaya waktu itu dinamakan orang gedongan. Mereka dipanggil tuan dan nyonya. Lagu terebut menceritakan orang tingkat social kelas " kampung " sungguhpun tinggalnya di Ibu kota. Kok bisa ? Makanya di Jakarta ada nama ;Kampung Melayu, Kampung Rambutan .... Sisa -sisa label pemukiman kampung kota jaman dulu. Lagu diatas mencerminkan hal itu.

Lebaran kok judi ?

Yuk kita mundur jauh kebelakang lagi, tahun limapuluhan. Ismail Marzuki juga mengambarkan suasana lebaran di Jakarta tahun limapuluhan dengan sangat kocaknya. Mari kita simak sebagian dari  lirik lagu tersebut dan saya kutipkan mulaibait ke dua ;

....

Dari segala penjuru mengalir ke kota

Rakyat desa berpakaian baru serba indah

Setahun sekali naik trem listrik pereye

Hilir mudik jalan kaki pincang sampai sore

Akibatnya tenteng selop sepatu terompe

Ma.afkan lahir dan batin

Lang tahun hidup prihatin

Cari wang jangan bingungin

Lan syawal kita ngawinin

Cara orang kota berlebaran lain lagi

Kesempatan ini dipakai buat berjudi

Sehari semalam main ceki mabuk brandi

Pulang sempoyongan kalah main pukul istri

Akibatnya sang ketupat melayang ke mate

Sipenjudi mateng biru diransang si istri

Maafkal lahir dan batin

Lang taon hidup prihatin

Kondangan boleh kurangin

Korupsi jangan kerjain

     Gambaran ddua kelas social masyarakat. Orang kampung hari lebaran kesempataan bjat plesiran dan pakai baju baru lengkap denga  sandal selopnya, tapi karena tak biasa pakai, kaki lecet akhirnya sepatu selop terompe dijinjing. Kelas atas, lebaran kesempatan u tum main judi ceki, kalah pulang berantem sama istri, batal pesta ketupat. Ada juga selipan sindiran social yang menari disitu; lan syawl kita ngwinin / kondangan  boleh kurangin / korupsi jangan kerjain. Cukup komprehensif ilustrasi; sisi pribadi dan sisi social terwakili semuanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun