Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Music

Lagu " Ayah " Koes Plus ; Mengenangkan dan Merindukan

8 Agustus 2024   22:14 Diperbarui: 8 Agustus 2024   22:22 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover lagu ayah koes plus ( sumber; youtube )I

Waktu terus berlalu

Sampai ke anak cucu

Ayahku

AYAHKU punya seorang adik,alias pamanku. Sejak kecil mereka berdua, sudah diasuh oleh orang tua angkat. Sayangnya aku tidak sempat menanyakan lebih lanjut, apakah karena ditinggal mati oleh kedua orang tuanya secara berturut-turut ? Yang kami anak-anaknya sedikit tahu, ceritanya ayah kami diasuh oleh " Kakek Gabug ". Gabug itu Bahasa jawa, yang artinya " mandul ". Kalau begitu jelas dia bukan kakek asli ayahku, sebab dia mandul, tidak punya keturunan. Dugaanku, dia masih kerabat dekat saja, alhamdulillah,Kakek Gabug ini tergolong orang berada, sehingga ayaahku dan adiknya itu tetap dapat warisan cukup juga, tidak ditelantarkan. Jadi benar-benar tulus mengasuh ayahku dan adiknya itu.

     Ayahku mengalami kehidupan masa penjajahan Jepang. Bagaimana sengsara pahit getirnya dijajah Jepang, dia pernah merasakan. Walaupun hidup di masa sulit dan dibawah asuhan orang lain, tapi ayahku sempat bersekolah juga, S R kala itu, kalau ndak salah sampai kelas tiga. Dan memang ayahku bisa baca tulis. Kalau seandainya ayahku hidup dijaman sekarang dengan bahan bacaan tersedia, boleh jadi ayahku punya hobi baca juga. Dia senang baca. Buktinya ia punya buku kuno, kertasnya sudah kekuning-kuningan, buku " Primbon ". Aku pernah buka-buka dan baca-baca tapi acak waktu aku masih kanak--kanak, karena penasaran ingin tahu, walau tidak paham isinya. Jadi kalau aku sekarang hobi baca, memang ada unsur genetiknya, dari ayah.

     Buktilain  bahwa ayahku sebenarnya senang baca, di masa masa tuanya disaat senggang, bila ada secuil koran bekas bungkus sesuatu, tergeletak, dia mau memungut dan membacanya. Begitu pula bila aku menaruh majalah bekas yang habis saya baca di atas meja diberanda depan, mau juga dia baca. Makanya kadanga saya " pancing ", taruh bacaan seadanya disitu. Dia juga bisa baca tulisan " Arab Pegon ", yaitu tulisan berbahasa jawa, tapi ditulisnya dengan huruf arab. Ini lebih susah.

     Keaahlian ayahku adalah jadi tukang kayu. Padahal dia tidak sekolah pertukangan, jadi otodidak. Cuma keahliannya itu tidak diprofesikan sekali. Peralatan juga lengkap, mulai dari peralatan yang halus atau kecil sampai dengan peralatan yang berukuran jumbo, semacam gergaji raksasa yang dioperasikan oleh dua orang secara manual. Padahal kalau diprofesikan, pasti termasuk berkelas. Keahliannya itu terutama hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan tetangga dekat atau kerabat , atau teman dekat yang lagi membangun rumah membutuhkan tenaganya.

Ayah Angkat, dari Lotre

AKU punya ayah angkat juga. Karena lotre atau undian. Ini berkaitan dengan adat budaya jawa. Misalnya, bila ada anak keccil yang sakit-sakitan, atau saudara-saudara sebelumnya selalu meninggal ketika masih orok, anak tersebut lalu di " lotre " untuk ( pura-pura ) jadi anak orang lain.

     Caranya ya seperti acara kenduri selamatan. Tapi disitu ada acara undian anak yang dilotrekan, nanti yang dapat, jadi orang tua angkat anak tersebut. Tapi perlu dicatat, ini bukan atas dasar finansial, jadi tidak dituntut untuk membiayainya. Anaknya juga tetap tinggal bersama orang tua aslinya. Tujuan dari lotre tersebut adalah untuk menjaga anak itu tetap sehat atau selamat keberlangsungan hidupnya dari gangguan. Ini hanya untuk mengakali agar si " pengganggu " tidak datang lagi, karena anak yang mau diganggu sudah jadi anak orang lain. Filosofinya begitu. Pertanyaannya, kenapa aku dulu juga dilotrekan ?

     Aku punya kakak tiga orang, semuanya perempuan, mbakyu kalau begitu. Ketika lahir lagi anak ke empat, laki-laki, pasti senanglah orang tua kami, terutama ayah. Sayangnya, anak itu tak berumur panjang. Tentu ini sangat menyedihkan hatinya. Kemudian dikaruniai anak lagi, yaitu lahirlah aku, laki-laki. Mestinya senang sekali ayahku karena diberi lagi anak laki-laki. Nah,agar saya tidak " diganggu " hidupnya, maka saya dialihkan sebagai anaknya orang lain, dengan dilotrekan itu. Jadi sipengganggu " kecele " kalau datang, anaknya sudah nggak ada kok, yang ada anaknya " orang laen ". Lucu juga ya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun