Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Sri, Aku Kakakmu"

8 Januari 2024   23:01 Diperbarui: 8 Januari 2024   23:05 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Karena alasan kesehatan ini, Kak Surti yang paling " disayang ". Ia tidak diberi pembagian tugas secara khusus. Paling sekedar bantu -- bantu yang ringan -- ringan saja. Tapi kami juga tidak iri hati, sebab kami semua memaklumi kondisi kesehatannya itu. Tentu saja kini dia sudah berkeluarga. Untung asmanya sudah sembuh dan anaknya juga sehat -- sehat saja.

*

SEDANG KAK PUR, kakak yang palig besar atau sulung, dirinya paling merasa tidak dekat. Maklum, ketika dirinya sudah mulai masuk sekolah, kak Pur sekolahnya sudah di kota, harus kost dan jarang pulang. Akibatnya jarang bersama -- sama, kecuali waktu -- waktu tertentu dan itupun cuma sebentar. Apa lagi Kak Pur ini orangnya juga kaku dan keras, sehingga jadi tambah jauh rasanya dirinya dengan dia.

     Pernah waktu kecil dulu dirinya dibantu mengerjakan pr -- er berhitung, pelajaran yang terasa berat dan sulit bagi dirinya. Apa yangterjadi ? Ya, bukannya pe --er nya jadi beres, tapi malah kacau nggak rampung. Abis dibentak -- bentak melulu ;

     " Duapuluh tiga dibagi empat berapa ?!"

Dirinya bingung kalau pembagian yang hasilnya masih bersisa seperti itu.

     " Kok lama banget sih, tadi kan sudah saya ajari caranya. Kalau tidak habis dibagi, cari bilangan yang sisanya paling kecil. Masa' nggak tahu juga sih ?!"

     Dibentak -- bentak seperti itu, dirinya jadi tambah nggak bisa berpikir; takut dan bingung jadi satu. Akhirnya ya diam saja, tapi diam -- diam air matanya meleleh di pipi.

     " Ya, diajari malah nangis, susah kalau begini !:

     Untunglah waktu itu Ibu segera datang mendinginkan ;

     " Ada apa Pur ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun