“Wahai Sahabatku, atas bantuanmulah aku dapat mengubah nasibku dan atas kehendak Allah semuanya dilancarkan sehingga aku bisa kembali untuk membayar utangku.”
Saudagar itu sangat bersimpati dengan sikap jujur si miskin yang kini telah menjadi orang yang cukup sukses.
“Wahai Saudaraku, sejak kau pergi dari rumahku dengan uang pinjamanmu, sesungguhnya aku tidak menganggapnya sebagai utang. Jadi, kau tidak memiliki kewajiban untuk membayar utangmu. Semua sudah kuikhlaskan. Kedatanganmu kemari sudah menunjukkan bahwa kau menjungjung tinggi janji, meletakkan Allah dalam hatimu, dan keyakinanmu membuat nasibmu berubah. Aku sangat bangga. Bawalah kembai uang itu, utangmu sudah lunas,” kata Saudagar itu sambil tersenyum.
Lelaki yang berutang itu menangis haru, “Sungguh indah manusia seperti dirimu, wahai Sahabat. Kau kaya dan bermanfaat bagi orang lain. Jika semua manusia sepertimu, tidak akan ada orang miskin di dunia ini.”
Akhirnya, lelaki itu menyedekahkan uang 100 dirham kepada orang miskin lainnya dan berharap memberikan manfaat bagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H