Mohon tunggu...
Rumah Yatim
Rumah Yatim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pusat Penyantunan, Pembinaan dan Pemberdayaan Yatim dan Dhuafa. ABADIKAN HARTA KITA bersama Rumah Yatim Indonesia di www.rumahyatimindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Janji Dipegang Teguh

25 November 2013   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Wahai Sahabatku, atas bantuanmulah aku dapat mengubah nasibku dan atas kehendak Allah semuanya dilancarkan sehingga aku bisa kembali untuk membayar utangku.”

Saudagar itu sangat bersimpati dengan sikap jujur si miskin yang kini telah menjadi orang yang cukup sukses.

“Wahai Saudaraku, sejak kau pergi dari rumahku dengan uang pinjamanmu, sesungguhnya aku tidak menganggapnya sebagai utang. Jadi, kau tidak memiliki kewajiban untuk membayar utangmu. Semua sudah kuikhlaskan. Kedatanganmu kemari sudah menunjukkan bahwa kau menjungjung tinggi janji, meletakkan Allah dalam hatimu, dan keyakinanmu membuat nasibmu berubah. Aku sangat bangga. Bawalah kembai uang itu, utangmu sudah lunas,” kata Saudagar itu sambil tersenyum.

Lelaki yang berutang itu menangis haru, “Sungguh indah manusia seperti dirimu, wahai Sahabat. Kau kaya dan bermanfaat bagi orang lain. Jika semua manusia sepertimu, tidak akan ada orang miskin di dunia ini.”

Akhirnya, lelaki itu menyedekahkan uang 100 dirham kepada orang miskin lainnya dan berharap memberikan manfaat bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun