1.Memperhatikan orang-orang yang sehari-hari sering berada di sekitar anak.
2.Membekali anak dengan informasi seputar perilaku terutama mengenai sentuhan dan perilaku orang lain terhadap mereka.
3.Mendengarkan, menyimak dan menyelidiki, bila suatu saat anak berani memberitahu pelecehan seksual yang ia alami. Banyak anak yang melaporkan kejadian yang dialaminya namun tidak dipercaya. Ketika ia diabaikan apalagi dicemoohkan, maka ia tidak akan memberi tahu lagi. Akibatnya, anak akan menjadi korban selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Ingatlah bahwa pelecehan seksual pada anak dapat terjadi di mana saja dan kapan saja serta dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu anggota keluarga, pihak sekolah, maupun orang lain.
Mengetahui Gejala Pelecehan Seksual
Yang menjadi masalah terbesar ketika pelecehan seksual ini terjadi adalah korban yang masih anak-anak ini tidak langsung bercerita atau tidak berani mengadukannya kepada orang dewasa atau orangtuanya atas kejadian yang dialami. Sebagai orangtua kita tidak bisa merasa yakin bahwa bila anak dilecehkan maka ia akan memberi tahu kepada orang dewasa. Besar kemungkinan, anak-anak yang mengalami pelecehan seksual sudah mendapat penegasan atau ancaman oleh pelaku sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Ada beberapa gejala yang bisa membantu orangtua untuk mengetahui bila anak mengalami pelecehan seksual, seperti:
-Perubahan tiba-tiba dalam berperilaku, seperti menjadi penakut, pemalu dan menarik diri dari lingkungan.
- Ingin terus ditemani, tidak mau makan, susah tidur dan sebagainya.
-Mudah marah tanpa alasan yang jelas. Sering berontak kepada orangtua tanpa memberi alasan jelas.
-Sering mengalami sakit pada alat kelamin. Bila diajak untuk memeriksa secara fisik akan mengalami ketakutan yang tidak beralasan