Kebaikan itu seperti riak yang ditimbulkan di dalam air. Dimulai dengan melemparkan sesuatu ke dalam air, efeknya tidak hanya pada titik dimana sesuatu itu dijatuhkan tapi riaknya melebar sampai luas, dan entah dimana batasnya.
Satu tindakan kebaikan yang diberikan oleh keluarga angkat ayah kami, orang tua teman sekelasnya saat SMA, hingga kini masih menimbulkan riak positif dalam telaga kehidupan keluarga kami, bahkan hingga beberapa generasi berikutnya...
p.s. Setahun yang lalu, aku menulis tentang adikku, dan keputusannya pulang ke Indonesia untuk turut serta membangun negeri, melepaskan kesempatan kerja yang ditawarkan padanya di beberapa negara maju di dunia, dan memulai langkah- langkah yang ketika itu bahkan penuh ketidak pastian di tanah air.
Kini, setahun kemudian, dengan rasa syukur dan bangga yang amat sangat, kubuat tulisan ini, sebagai cerminan rasa bangga dan cinta pada adikku. Dan tentu saja, sekali lagi, sebagai ucapan terimakasih pada keluarga angkat ayah kami, yang kebaikan hatinya telah mengantarkan kami semua pada tempat dimana kami berada saat ini. Semoga kebaikan yang kuceritakan ini bisa menjadi inspirasi kita semua untuk juga berbuat kebaikan pada sekitar...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H