Dua tahun yang lalu, saat kuterima kabar dari anakku tentang teman kuliahnya yang sudah beberapa hari tidak makan sebab tak punya uang karena beasiswanya terlambat turun itu, waktunya hanya berselang beberapa hari dari keberangkatan aku dan suamiku ke Tanah Suci untuk berhaji.
Maka di puncak masa ibadah haji, ketika berada di Arafah, teman putriku ini menjadi salah satu orang yang kusebut namanya dalam doaku. Kupintakan kebaikan, kelancaran dan kesejahteraan hidup baginya pada Sang Maha Baik di Atas sana.
Dua hari yang lalu, di akhir minggu, kami kembali memasukkan dia ke dalam doa- doa kami.
Sebelum memulai makan malam, suamiku memimpin kami berdoa yang terutama ditujukan untuk untuk dua orang diantara kami, yakni putra bungsu kami yang sedang berulang tahun, serta teman kuliah anak sulungku yang baru diwisuda tersebut:  semoga ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah akan membawa kebaikan bagi dirinya, keluarga dan lingkungannya dan memberikan keberkahan bagi hidupnya kelak…
p.s. Tulisan terkait: http://www.kompasiana.com/rumahkayu/dana-terlambat-diterima-mahasiswa-penerima-beasiswa-bidikmisi-tak-makan-berhari-hari_54f5dc08a33311d6508b4696
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H