Oh ya, kami juga menghitung sih, berapa kira- kira dana yang akan dibutuhkan untuk uang pangkal anak masuk sekolah. Tapi tak sepenuhnya terpaku pada angka itu. Kami percaya, ada rejeki yang akan datang kelak saat dana dibutuhkan untuk membayar sekolah anak- anak. Jadi kalau kurang- kurang sedikit dari hitungannya sih, ya nggak usah terlalu dipusingkan. Jadi jumlahnya ya kira- kira saja.
Nah, tabungan pendidikan ini, kami buka beberapa buah untuk masing- masing anak. Diatur masa jatuh temponya saat mereka akan masuk SD, SMP, SMA dan Universitas.
Lalu, ada tabungan jenis kedua, yaitu tabungan biasa. Kami buka buku tabungan untuk masing- masing anak dan setiap bulan kami masukkan uang sejumlah tertentu ke rekening tersebut.
***
Bergunakah akhirnya tabungan- tabungan itu?
Iya. Berguna sekali.
Tabungan pertama berjenis tabungan pendidikan itu, sungguh membantu di saat- saat kami harus membayar uang pangkal anak- anak ketika mereka hendak masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. Kami tak terlalu pusing memikirkan sumber dana uang pangkal itu sebab ada tabungan yang akan jatuh tempo pencairannya di saat- saat semacam itu.
Tentang jumlah, namanya juga saat menabung angkanya adalah angka perkiraan, saat dana itu cair kadang jumlahnya ngepas, kadang kurang, kadang lebih untuk membayar uang pangkal. Tapi jikapun kurang, biasanya tak terlalu banyak dan kami tak terlalu kerepotan untuk menambahkan kekurangannya dari kantong yang lain.
***
Oh ya, dalam perjalanannya, rencana tentang tabungan pendidikan ini tapi pernah juga meleset sih.
Walau melesetnya sebetulnya bukan sesuatu yang buruk. It’s a nice problem.