Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teknik Memikat Perempuan: Rekayasa Cinta di Panggung Sang Motivator

11 Oktober 2016   12:13 Diperbarui: 11 Oktober 2016   18:52 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Kinan, “ kata Dee, “ Minggu lalu aku nonton TV. Itu lho, acara yang konon acara TV terakhir motivator terkenal itu.. “

Oh, itu. “ Iya, aku dengar juga bahwa acara TV-nya dihentikan. Tapi aku nggak sempat nonton. Eh, tumben kau nonton acara itu, Dee ? “ kata Kinan.

Dee tersenyum. Dia memang bukan penggemar acara tersebut. Dia pernah nonton sekali- dua kali acara itu duluuu, saat topiknya masih lebih berbau hal- hal tentang profesionalitas, pekerjaan dan semacamnya. Dia belum pernah lagi menonton ketika sepertinya target market acara itu bergeser dan topik utama yang dibahas adalah tentang hubungan percintaan.

“ He he, aku sengaja nonton, Kinan, “ kata Dee, “ Ingin tahu seperti apa isinya, karena baca bahwa acara hari itu adalah episode terakhir acara tersebut di TV. “

“ Dan? “ tanya Kinanti, “ Gimana isinya ? “

Dee tertawa lebar.

Dia lalu menceritakan pada Kinanti, apa yang dia lihat.

 “ Aku agak gemas nontonnya, Kinan. Masa’ sih salah satu yang dibahas di acara itu adalah tentang ‘teknik memikat perempuan’ “

Haaa? Kinan terbelalak.

“ Iya, betul, “ komentar Dee. “ Ada diajarin, katanya para lelaki yang sedang naksir perempuan, bikinlah foto- foto rumah (entah rumah siapa, pokoknya cari saja di jalan, lalu foto ) dan kemudian katakan pada perempuan yang ditaksir, janjikan bahwa seperti itulah rumah yang kelak akan dibangun si lelaki untuk perempuan tersebut. Lalu bicarakan juga tentang kebun kelapa sawit yang kelak akan mereka miliki, dan sebagainya. “

Kinanti tertawa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun