Glek. Aku menelan ludah. Tahu bahwa ini adalah pertanyaan ‘berbahaya’ yang jawabannya juga harus dipikirkan baik- baik.
Setelah kutimbang matang-matang, kuputuskan untuk memberikan jawaban jujur saja pada anakku.
“Waktu SD, ibu nggak pernah nggak juara kelas,“ jawabku hati-hati.
Anakku tercengang.
“Maksud ibu, ibu selalu juara kelas?“
“Iya.“
“Tiap bagi rapor?“
“Iya“
“Dari kelas satu sampai lulus SD? Juara terus?“
“Iya.“
Duh. Serius deh. Percakapan itu teringat sampai hari ini sebab itu merupakan salah satu percakapan ‘sulit’ bagiku.