Hari kedua puasa.
Dee dan Kuti memutuskan untuk bekerja di rumah. Pekerjaan yang mereka lakoni memang memungkinkan untuk dikerjakan di rumah, dan terima kasih untuk teknologi, kualitas dan kuantitas kerja di rumah bisa sama dengan di kantor.
Dee baru saja melakukan conference call ke anggota timnya, dan berdiskusi dengan bos di regional. Kuti, seperti biasa, 'tenggelam' di laptop.
"Jadi kapan, 'yang?" tanya Dee.
"Kapan apanya?" balas Kuti tanpa menoleh.
"Kapan kamu menulis di Kompasiana? Udah lama lho kamu gak nulis, dan aku kangen dengan tulusanmu..."
Kuti menyeringai. "Iya nih. Aku juga udah kangen untuk nulis lagi. Ada banyak ide, tapi kau tau sendiri, aku memang sok sibuk..."
"Banyak ide? Apa aja?"
"Aku pingin nulis tentang film superhero, X-Men, atau Kura-kura Ninja, aku juga pingin membahas peluang Inggris di Piala Eropa. Aku juga ingin mengulas soal Selina dan Aditya yang kau ceritakan kemarin itu."
Dee tertegun. Kemarin dia memang bercerita soal Selina dan Aditya. Aditya adalah putra Bambang dan Pratiwi, tetangga sekaligus sahabat mereka di kompleks perumahan. Bambang dosen di sebuah perguruan tinggi ternama dan Pratiwi bekerja di bank.
Dua tahun lalu, Bambang dan Pratiwi mendapat kejutan tak terduga. Aditya, putra tunggal mereka memberi kabar kalau Selina, pacarnya sudah hamil. ini kabar mengejutkan karena Aditya baru duduk di semester 3 sebuah perguruan tinggi, sementara Selina sang pacar baru duduk di kelas 2 SMA!!