Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Naik Sepeda, Tak Lagi Mogok Sekolah (A True Story)

9 April 2016   09:27 Diperbarui: 9 April 2016   13:17 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar.

Mengijinkan dirinya naik sepeda ke sekolah dulu itu merupakan salah satu hal yang membuatnya kemudian merasa senang berangkat sekolah dan bisa mengatasi mogok sekolahnya.

***

Saat SD, anak- anak kami, termasuk anak tengah ini, bersekolah tak jauh dari rumah.

Seperti pernah kuceritakan sebelumnya, anak tengahku ini senang sekali naik sepeda. Sejak dia kecil, batita, balita, terus dari tahun ke tahun, kegemaran itu tak berubah.

Dan kegemaran inilah yang pada suatu hari akhirnya membantu mengatasi urusan mogok sekolah.

Saat dia masih sering mogok sekolah itu, kami memang membujuknya dengan beragam cara, mencari hal- hal menarik di sekolah yang mungkin akan bisa menarik hatinya. Sejujurnya, tak banyak yang bisa dicari. Sebab dia betul- betul tidak suka sekolah. Hingga suatu hari, ada pembicaraan antara dia dan ayahnya saat dia duduk di kelas 5 SD yang berujung pada kesepakatan bahwa alih-alih diantar jemput seperti yang sebelumnya dilakukan, dia akan boleh pergi dan pulang sendiri ke sekolah. Dengan sepeda kesayangannya.

Cukup aman. Jarak SD itu dari rumah kira- kira satu setengah kilometer . Ada jalan- jalan kecil dari kompleks perumahan kami yang bisa ditembus menuju sekolah untuk menghindari jalan raya.

Keputusan itu merupakan salah satu titik penting yang kemudian membuatnya berhenti mogok sekolah. Bukan satu- satunya, memang, ada rangkaian upaya lain. Tapi urusan naik sepeda ini tetap salah satu yang terpenting.

Bocah cilik itu merasa mendapat kesempatan untuk bersenang- senang setiap hari, bisa naik sepeda ke dan dari sekolah.

Kegembiraannya sungguh nyata terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun