Semua anak kecil memang senang bersepeda, tapi dia bukan hanya senang. Sepeda memang menjadi mainan favoritnya. Bahkan sejak sepedanya masih beroda tiga.
Kakaknya juga senang bersepeda, tapi dengan kesenangan yang levelnya berbeda dengan adiknya ini.
Kesenangan bersepeda ini ditumbuhkan oleh suamiku, yang memang gemar naik sepeda.
Begitu anak pertama kami lahir, salah satu benda yang dibeli oleh suamiku adalah kursi rotan yang bisa dijepitkan di palang sepeda bagian depan itu.
Lalu begitu bayi kami sudah bisa duduk, sang ayah ini memiliki rutinitas baru: mengajak bayinya jalan- jalan naik sepeda. Aku sendiri, kadang ikut dengan mengendarai sepedaku sendiri, kadang jika sedang malas, kubiarkan saja sang ayah berdua dengan bayinya berkeliling kemana mereka suka.
Bukan hanya pada anak pertama, suamiku melakukan hal yang sama pada ketiga anak kami saat mereka masih kecil.
Termasuk pada anak kedua kami.
Ketika anak kedua kami lahir, kakaknya sudah bisa naik sepeda sendiri. Jadi kami biasa naik sepeda berempat. Anak sulung kami dengan sepeda mungilnya, sang ayah dengan adik bayi di kursi rotan di palang bagian depan sepeda, lalu aku dengan sepedaku sendiri.
Begitu terus berlangsung hingga anak kedua ini tumbuh makin besar dan bisa mengendarai sepedanya sendiri. Mulai dengan sepeda roda tiga, lalu sepeda roda dua.
Dan anak ketiga kami lahir…
Lalu ada hal yang terjadi ketika itu.