Apa yang ditulis temanku dan aku baca tadi pagi, mengingatkanku pada tulisan yang ditayangkan oleh Pak Tjiptadinata di Kompasiana beberapa hari yang lalu.
Tentang kesempatan kerja di Australia.
Dimana disana anak- anak sekolah, sampai senior citizen, bisa mendapatkan kesempatan kerja, dengan gaji yang jika dikurs ke Rupiah, akan menggambarkan angka- angka yang sangat menggiurkan.
Bisa diduga, di kolom komentar ada banyak yang menulis harapannya untuk bisa bekerja dan tinggal di Australia.
***
Aku tidak mempertanyakan atau menentang apa yang dikatakan oleh kawan lamaku yang kini tinggal di Amerika, maupun apa yang dituliskan oleh pak Tjip mengenai kesempatan kerja serta jumlah gaji di Australia yang jika di-kurs ke Rupiah akan menjadi besar dan menggiurkan itu. Juga bahwa kesempatan itu ada bagi rentang usia yang sangat besar. Dari remaja hingga senior citizen. Artinya, jika bersedia untuk rajin dan bersusah payah, kesempatan bisa diraih.
Aku percaya pada apa yang dituliskan temanku dan juga tulisan pak Tjip di Kompasiana. Bahwa ada banyak hal yang bisa diperoleh di Amerika, maupun di Australia, yang sulit diperoleh di Indonesia.
Namun, sebaliknya, sebenarnya juga ada hal- hal yang bisa diperoleh di Indonesia, yang tidak bisa diperoleh di negara- negara lain, termasuk di Amerika maupun di Australia.
Dan inilah sebabnya kenapa pembuka tulisanku ini adalah kita perlu menyadari bahwa tak ada tempat sempurna di dunia ini. Maka, kitalah yang harus pandai mensyukuri apa yang ada.
***
Aku ingin bercerita sedikit, tentang percakapan yang pernah kulakukan dengan suamiku dulu.