Kujawab, “ Cuma satu? Yang lain belum dibuka? “
“ Belum, “ jawab bocah perempuan mungil itu.
“ Kenapa, “ kataku, “ Buka aja… “
Dan jawaban yang diberikannya membuatku kehilangan kata- kata. “ Enggak, “ jawab anakku, “ Nanti aja bukanya kalau ibu sudah pulang, sama- sama dengan ibu… “
Oh, ya ampun.
Dan pada saat itulah aku belajar, bagi anak- anak itu, kado tak akan pernah bisa menggantikan kesenangan dimana orang tuanya hadir. Si sulung anakku itu tidak protes, tidak mempertanyakan, tapi dia bahkan menunda membuka kado yang kuberikan sebab ingin melakukannya bersama- sama denganku.
Dan lepas dari bahwa dia ternyata melakukan itu pada usianya yang ke-5, si sulung berusaha menghibur adiknya ketika sang adik berulang tahun dan ayahnya tak bisa hadir.
Mengharukan.
***
Kemarin, dalam perjalananku naik pesawat ke negara dimana kini aku berada, aku memikirkan anak tengahku yang hari ini berulang tahun ke-17 itu. Sebab, dia, di masa kecil hingga awal masa remajanya adalah pengamat yang sangat detail terhadap beragam alat transportasi.
Bus. Kereta api. Pesawat terbang.