Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Menyerah! (Proses Panjang Membesarkan Anak Unik - 2)

13 September 2015   16:17 Diperbarui: 24 September 2015   14:48 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku senang mendengar apa yang dikatakan ibu psikolog yang cantik itu, walau... apa yang selanjutnya diterangkan membuat aku sejujurnya agak gamang. Sebab begini, statement seperti yang dinyatakannya diatas kujawab dengan pertanyaan ini, " Dan kapan keseimbangan itu akan terjadi ? "

Jawabannya, " Tidak bisa dipastikan. Itu unik untuk tiap- tiap individu. Bisa minggu depan, bisa bulan depan, bisa bertahun- tahun lagi."

Aku bertanya lagi, " Artinya bisa saja dia masih mogok sekolah saat dia SMP... Atau SMA ? "

Ibu psikolog itu mengangguk, " Iya, bisa. Makanya, orang tuanya yang harus sabar... "

O-oooo...

Saat itulah, saat kami keluar meninggalkan ruangan psikolog yang mengevaluasi anakku bertahun lalu ketika dia masih duduk di kelas 5 SD (di kelas akselerasi yang dilaluinya dengan cara kadang sekolah, sering mogok, kadang semangat sering diiringi pertanyaan buat apa sekolah dan apakah boleh jika dia tak usah sekolah saja), saat itulah aku bertekad dalam hati: mari anakku sayang, mari kita lalui hari- hari kedepan bersama- sama.

Mari kita tapaki tangga itu satu persatu. Mungkin perlahan, mungkin lambat, tapi pada suatu saat, mari kita capai prestasi terbaikmu. Suatu saat, kita akan bisa tersenyum bersama- sama, melihatmu melangkah tegak menghadapi dunia.

Kupahami, yang dibutuhkannya adalah dukungan dan rasa aman saat menjalani proses yang panjang itu... 

***

Dan.. disanalah dia sekarang, anak yang dulu di sekolahnya sering dipandang 'aneh' dan dicap 'kurang' tersebut. Di tingkat dasar Perguruan Tinggi Negeri 'yang itu', yang amat dia idamkan untuk bisa dimasukinya. Berkutat dengan pelajaran Fisika Dasar dari buku legendaris yang ditulis Halliday. Juga dengan Kimia, Calculus, Pengantar Rekayasa Desain serta banyak mata kuliah lain di Tingkat Pertama Bersamanya.

Aku tahu, bahkan saat inipun dia belum mencapai titik prestasi terbaiknya.Dia masih akan terus harus berkembang. Tapi aku gembira melihat bahwa saat ini dia sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang jauh lebih ajeg dan kuat untuk bisa mengatasi beragam tantangan yang harus dihadapinya... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun