Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merindukan Tanah Suci

3 September 2015   01:38 Diperbarui: 3 September 2015   02:21 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duh...

Kembali, saat kesempatan berhaji itu datang tahun 2014 yang lalu, aku bahkan merasa tersergap rasa rindu di hari-hari terakhir menjelang usainya rangkaian ibadah itu. Lagi- lagi, kerinduan yang membelit untuk bisa kembali ke Tanah Suci, bahkan saat masih berada di Tanah Suci.

Sampai hari ini, aku tak pernah berani berdoa agar diberi kesempatan untuk berhaji lagi. Sebab aku merasa egois jika aku berdoa seperti itu. Kutahu antrian untuk berhaji panjang sekali dan orang harus mengantri bertahun- tahun untuk bisa berangkat haji. Dan seperti yang kukatakan, kewajiban berhaji adalah kewajiban sekali seumur hidup. Maka, aku menahan diri untuk tak memanjatkan doa itu.

Tapi tak berarti keinginan dan kerinduan itu tak mendesak-desak di dalam hati. Sebab setelah pernah menunaikan ibadah haji itulah, aku mengerti keindahan apa yang dirasakan seseorang saat berhaji, yang membuat ada cukup banyak orang yang lalu berhaji berkali-kali.

Apalagi di saat-saat seperti sekarang ini, saat musim haji tahun ini sudah dimulai. Saat mulai banyak berita dan gambar-gambar dari Tanah Suci bermunculan disana- sini. Saat mulai terdengar ada kawan, sahabat, saudara yang akan berangkat haji tahun ini. Rasa 'iri' muncul di sudut hati, senangnya... senangnya yang akan berangkat haji tahun ini...

***

Jadi begitulah. Sebab dangkalnya pikiran dan pengetahuanku, dulu tak kupahami semua perasaan itu. Baru belakangan, hatiku bisa mengerti, kenapa konon orang-orang yang pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci selalu merindukan untuk kembali kesana.

Pun akhirnya aku memaklumi, mengapa walau kewajiban berhaji hanya sekali, ada orang-orang yang berhaji berulang kali.

Ah, bagaimanapun, aku bersyukur. Walau dulu tak paham sebab hatiku mungkin agak 'salah letak', Dia Yang Maha Baik membetulkan letaknya sehingga aku bisa merasakan keindahan yang sangat indah, kerinduan yang menggigit yang juga walau agak nyeri, terasa indah sekali.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun