Adikku tersenyum makin lebar.
"Mbak, " kata adikku, "Nanti kalau sudah sampai disana, sembilan hari itu akan terasa cepat sekali. Jangan-jangan mbak malah nggak mau pulang dan ingin lebih lama lagi disana."
"Masa sih?" tanyaku.
Adikku bilang, "Ya lihat saja nanti."
Dan itulah sebabnya, dia menjawab dengan tanda tawa banyak sekali ketika aku yang saat belum berangkat bicaranya sembarangan mengatakan "ngapain mesti sembilan hari jika ternyata umroh bisa diselesaikan dalam beberapa jam saja" itu ternyata betul- betul merasa berat meninggalkan Tanah Suci ketika itu.
***
Dulu, aku tak pernah paham kenapa ada orang-orang yang ingin naik haji lagi. Dan lagi. Dan lagi, jika bisa.
Yang kupikirkan adalah kewajiban berhaji itu hanya sekali. Jika sudah sekali berhaji, kewajiban itu sudah terpenuhi, ya sudah.
Belum lagi, aku tahu, beribadah haji itu tak ringan. Baik biaya, waktu, kekuatan mental dan fisik, semua diuji. Jadi, walau sejak dulu aku sendiri berniat dan berdoa agar suatu saat aku bisa naik haji, tak pernah terpikirkan olehku bahwa aku akan pernah mempunyai keinginan untuk bisa berhaji lebih dari sekali.
Yang terjadi?