Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cerpen, Puisi dan Para Sumber Inspirasinya

1 Mei 2013   20:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:17 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen dan para tokoh di dalamnya..

GARA- gara berbalas komen dengan mas Thamrin Sonata dalam kolom komentar di akunnya, aku terlempar ke dalam pusaran nostalgia.

Jadi begini, percayalah, aku itu keren. Ha ha ha.

Duuhhh, nggak percaya ya?

Baiklah. Daripada harus berdebat panjang lebar dengan banyak orang, kuperbaiki sedikit statement di atas itu. Begini: percayalah, aku itu aneh dan sangat 'ajaib'.

Nah, percaya kan sekarang? Ha ha.

Ya lalu, memangnya kenapaaa?

Sabar dong. Aku kan baru mau masuk ke inti ceritanya.

Jadi, Mas Thamrin tadi mengatakan bahwa ada beberapa rangkaian cerpen yang sedang dibuatnya. Tokoh utamanya dibuat dengan kata ganti orang pertama, yakni 'aku'.

Dan si 'aku' ini dalam cerpen- cerpen tersebut akan jatuh cinta pada beberapa tokoh perempuan yang berbeda- beda.

Kuledek mas Thamrin dengan mengatakan bahwa sebab tokoh perempuannya rupanya ada beberapa orang, sebaiknya ada daftar yang dipublikasikan agar para sumber inspirasi cerpen itu bisa mendapat gambaran kapan gilirannya akan muncul, hahaha

Komentar ngawurku berlanjut dengan beberapa kali berbalas komentar dengan mas Thamrin yang akhirnya menanyakan apakah aku juga tidak keberatan menjadi 'bintang tamu' dalam cerpennya.

Pertanyaan yang kujawab dengan: tentu saja tidak, sepanjang nanti bintang tamunya digambarkan sebagai orang keren, bukan orang yang suka ngedumel. He he he.

[caption id="attachment_251471" align="aligncenter" width="445" caption="Gambar: pamelaclare.blogspot.com"][/caption]

Nah, saat berbalas komentar itulah ingatanku terbang pada suatu masa dulu, ketika ada seorang kawan baik yang kukenal sejak aku duduk di bangku SMP yang mengatakan bahwa aku adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering baginya.

Ehm.

Tentu, jangan tanyakan padaku kenapa dari begitu banyak orang di dunia yang jelas lebih patut dan masuk akal untuk menjadi sumber inspirasi, justru aku yang menurutnya tak henti membuat ide- idenya mengalir.

Tapi begitulah yang terjadi.

Teman baikku ini terpaut cukup jauh usianya di atasku.

Aku adalah 'adik kecil' baginya.

Dan berjuta puisi, serta cerita pendek tercipta dari dia yang memang piawai menulis -- saat duduk di SMA, kawan ini juara menulis tingkat provinsi.

Kala itu, sering kudapatkan guntingan koran dan majalah darinya. Untuk adik kecilku, katanya selalu.

Guntingan koran dan majalah yang diberikannya itu berisi tulisan- tulisan yang dibuatnya. Puisi atau cerpen  dengan tokoh- tokoh yang menggambarkan seseorang yang serupa aku, dan/ atau meminjam namaku untuk tokoh- tokohnya, baik yang karakternya meminjam karakterku, atau juga...

" Apaan! Aku nggak mungkin melakukan hal kaya' gitu !", begitu protesku suatu hari padanya saat dia untuk kesekian kalinya memberikan guntingan cerpen yang baru dimuat di sebuah mingguan.

Kawanku tenang- tenang saja menanggapi kekesalanku yang menganggapnya 'mengurangi kekerenan' tokoh yang meminjam namaku itu dengan alur cerita yang tak kusepakati.

Ha ha ha.

Aku saat remaja itu tentu saja memiliki jalan pikiran yang sangat berbeda dengan aku di saat sudah tumbuh lebih dewasa.

Aku dalam versi yang lebih dewasa, lebih bisa memahami kenapa ada tokoh- tokoh cerpen yang meminjam karakter atau namaku yang tingkah atau pembicaraan dalam suatu cerpen tak sesuat dengan aku-yang-sebenarnya.

Ya tentu saja, sebab ada imajinasi yang terlibat dalam pembuatan cerpen itu. Dan imajinasi itu adalah imajinasi sang penulis cerpen, bukan imajinasiku. Ha ha ha. Jadi bagaimana setting, atau alur cerita cerpennya akan dibuat berdasarkan pikiran dan perasaannya, bukan pikiran atau perasaan aku yang 'hanya' dipinjam nama atau karakternya.

Dan aku yang lebih dewasa, walau juga tetap menganggap bahwa kawan baikku itu seharusnya bisa menemukan seseorang yang lebih patut untuk dijadikan sumber inspirasi dibanding aku, sejujurnya merasa tersanjung bahwa akulah konon orang di dunia yang selalu bisa memancing ide dan menjadi sumber inspirasi yang tak pernah kering baginya itu.

Sebab, paling tidak, hal tersebut membuktikan hipotesa ngawurku bahwa 'aneh' dan keren sebenarnya semata merupakan dua sisi yang berbeda pada satu keping mata uang yang sama, ha ha ha.

Dan juga, alasan lain yang lebih serius dari alasan pertama yang tak bisa dipertangung jawabkan kebenarannya di atas adalah bahwa aku tersanjung sebab, walau aku sebenarnya tak berbuat apapun, tapi aku bisa merasa berguna.

Kawan baikku ini, bisa membiayai kuliahnya sendiri dari honor tulisan- tulisannya yang dimuat di koran- koran dan majalah. Jadi, jika benar apa yang dikatakannya bahwa tingkah ajaibku memancing ide- ide di kepalanya mengalir tanpa henti sehingga dia bisa menulis begitu banyak cerpen dan puisi yang pada akhirnya membuat dia dapat meringankan beban orang tua dengan membiayai kuliahnya sendiri, termasuk memiliki cukup dana untuk membayar kost dan biaya hidup serta bahkan juga membeli buku-buku, maka apa lagi yang bisa (dan harus) kulakukan selain bersyukur bahwa semua hal itu bisa terjadi, kan?

Karena aku percaya, semua itu bukan kebetulan. Aku percaya bahwa telah tertulis dalam suratan takdir bahwa dalam suatu rentang waktu tertentu dalam hidupku, aku akan bisa berguna bagi orang lain bahkan tanpa aku harus melakukan apapun juga. Dan bagiku, itu adalah suatu karunia besar dari Yang Kuasa.

Serta bukti bahwa Dia yang Di Atas Sana senantiasa Maha Pengasih dan Pemurah...

p.s. ini edisi narsis.com - ha ha ha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun