Sebab kusadari dengan segera, aku tak punya alasan lagi untuk menutup blog-ku jika pemilik blog populer yang fans fanatik-nya 'memusuhi' aku sebab tulisan- tulisanku 'melawan' dan 'merusak' tulisannya justru menaruh komentar semacam itu di blog yang nyaris kututup itu.
Komentar tersebut, pada akhirnya, ternyata bukan menjadi satu- satunya komentar atau tulisan yang dibuat Fary untuk menjembatani pikiranku dengan pembaca blog-ku (atau di kemudian hari, blog kami, saat kami telah berduet).
Masih ada kali lain dimana dia membuat tulisan untuk melawan bully yang ditujukan padaku.
Belakangan, sebab dia terus membelaku, para (mantan) fans-nya berubah dari 'lover' menjadi 'hater' dan melakukan juga bully itu pada dia. Bukan hanya para mantan fans, mereka tentu pula orang lain -- yang mulanya adalah para pesaing sebab blognya tak sepopuler blog Fary -- untuk menyerang.
Bully tak sehat di dunia yang entah kenapa disebut maya, padahal nyata pernah menghampiri kami dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menyakiti. Dan berusaha meretakkan kami.
Hanya sebab kami bertekad bahwa rumahkayu harus tetap berdirilah, sepahit apapun bully itu, kami hadapi bersama semua itu.
Dan...
'Kami lakukan bersama' atau 'kami hadapi bersama', 'kami tanggung bersama' adalah rahasia dapur mengapa blog duet kami tetap berdiri hingga hampir lima tahun sementara banyak blog duet lain berguguran hanya dalam hitungan bulan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H