Dasar tulalit, saat menaruh komentarku di blog (yang sekarang sudah mati suri ) yang dimiliki Fary itu, aku tak menyadari bahwa blog itu, dan blogger di baliknya, begitu populer. Ha ha ha.
Aku silent reader blog tersebut. Baca ya baca aja, sama sekali tak terpikir olehku untuk berinteraksi dengan penulisnya dan/atau pembaca yang lain.
Tapi sekian lama kemudian, aku menemukan beberapa hal yang membuatku gemas dan mau tak mau menaruh komentarku disana.
Itu ternyata, akhirnya menjadi a point of no return.
Komentar pertama berlanjut dengan yang kedua, ketiga dan seterusnya sampai akhirnya kubuat blog pertamaku.
Yang sekitar dua bulan sesudah itu benar- benar telah kuputuskan untuk kututup saja...
Sebab bully yang terjadi sudah terlalu menganggu.
Ini bukan duniaku, pikirku. Bukan sesuatu yang dapat kupahami, apalagi kuterima.
***
Baru kusadari belakangan, ikatan yang tak sengaja terbentuk antara blog solo aku, yang isinya banyak juga 'ledekan' terhadap isi blog populer milik Fary, yang mendekatkan kami berdua, ternyata tak disukai banyak orang. Ha ha ha.
Blog Fary, dan blogger di balik blog itu (dia masih menggunakan nama pena, saat itu, nama aslinya belum diumumkan) ternyata memiliki banyak fans sangat fanatik yang bahkan sangat tergila- gila pada tulisannya dan memuja blogger di balik tulisan itu, hahaha.