Mari bicara tentang pelecehan seksual dan ketegasan sikap...
BELUM lama berselang, ada kehebohan di tempat kerja. Seorang office boy ( well, actually he's not at all a 'boy', in fact he's quite old.. ) tiba- tiba tak terlihat selama beberapa saat.
Berita beredar. Bapak- bapak setengah baya itu diskors.
Kenapa?
Usut punya usut, rupanya Bapak ini diskors karena dituding melakukan pelecehan. Pelapornya, seorang office girl baru, yang tak terima terhadap perlakukan sang Bapak ini terhadapnya.
Banyak yang mengomel mempersalahkan sang office girl dan membela Bapak- bapak tersebut. Terutama para pegawai yang telah mengenalnya lama, yang dengan emosi mengatakan bahwa Bapak ini baik. Para sejawatnya, sesama office boy, tentu saja, solider berbaris di belakang Bapak ini menyatakan dukungannya.
" Cuma gitu aja koq lapor, " begitu komentar umum yang kudengar.
Sebab ingin tahu, kutanyakan peristiwanya secara detail kepada salah seorang office boy yang kukenal.
Dan...
Aku sungguh berempati pada Bapak 'office-boy' tersebut, terutama karena skorsing beberapa hari padanya itu tentu sangat mempengaruhi kondisi keuangannya. Para office boy ini, jika tidak masuk kantor, gajinya langsung dipotong. Belum lagi jika dihitung opportunity cost-nya. Kehilangan tips yang biasa diperoleh dari pegawai yang meminta bantuannya untuk melakukan ini dan itu.
Tapi...
Di pihak lain, aku memahami dan menganggap tindakan sang office girl untuk memprotes apa yang dilakukan Bapak tersebut sebagai keberanian yang patut diacungi jempol.
Hal itu menurutku bagian dari caranya menghargai diri sendiri, tidak mengijinkan orang lain melakukan apapun yang tidak dia kehendaki. Ditambah dengan keberanian untuk menunjukkan nilai- nilai yang dianutnya itu pada saat yang dibutuhkan.
Sebab aku tahu, tak semua orang bisa atau berani berbuat begitu...
***
[caption id="attachment_242902" align="aligncenter" width="299" caption="Gambar: noharassment.wordpress.com "][/caption]
Eh, apa yang terjadi sebetulnya?
Jadi begini, menurut cerita yang kudengar, hari itu sang office girl baru saja mendapatkan kartu identitasnya. Kartu tersebut dia gantungkan di sekitar pinggang rok-nya.
Dan, si Bapak office boy setengah baya, rupanya agak sok akrab, meraih kartu identitas tersebut untuk melihat nama office girl baru itu. Entah bagaimana, saat meraih kartu yang tergantung di sekitar pinggang itu, tangan si Bapak menyentuh area yang tak jauh dari area sensitifnya.
Meledaklah office girl baru tersebut. Tak terima atas apa yang terjadi, dia melaporkan hal itu pada atasannya, yang lalu setelah mengadakan rapat internal perusahaan mereka ( suatu perusahaan yang menawarkan jasa office girl/ office boy untuk dipekerjakan di perusahaan- perusahaan ), diputuskanlah tentang hukuman skorsing pada Bapak- bapak setengah baya tersebut.
Hal yang menimbulkan banyak gerutuan baik dari para pegawai maupun teman sejawatnya para office boy yang mencela office girl baru itu dengan berkata 'begitu saja koq lapor, itu kan cuma main- main aja.. '
Gurauan. Main- main.
Itu alasan yang digunakan baik oleh Bapak office boy tua itu, dan para pendukungnya.
Sementara itu, sang office girl bersikeras bahwa sentuhan yang terjadi, bukan terjadi tak sengaja, dan tak bisa dianggap main- main. Menurutnya, sentuhan di sekitar area sensitifnya terjadi secara sengaja.
Sulit dibuktikan sebab peristiwanya terjadi hanya sekejap, tapi, inilah justru bagian yang menarik. Saat aku memperoleh informasi lebih rinci tentang peristiwa ini, kudapatkan cerita bahwa ternyata, Bapak- bapak yang di-skors itu memang memiliki kebiasaan untuk menggoda dan 'colak- colek' pada para office girl.
Itu kebiasaan lama yang konon sudah diketahui umum. Hanya saja selama ini tak ada yang protes atau mengajukan keberatan mengenai hal tersebut. Pun menganggapnya bagian dari gurauan saja.
Hmmm...
***
Apa yang dilakukan Bapak- bapak yang diceritakan di atas itu, sebetulnya memang bisa digolongkan sebagai suatu indikasi terjadinya pelecehan seksual.
Itu langkah awalnya.
Yang perlu dipahami yaitu bahwa salah satu hal yang didefinisikan ke dalam pelecehan seksual adalah lelucon seks, menggoda secara terus menerus akan hal-hal yang berkaitan dengan seks baik secara langsung maupun melalui media seperti surat, SMS atau surat elektronik.
Termasuk dalam definisi ini juga adalah memegang ataupun menyentuh dengan tujuan seksual, atau ( secara berulang ) berdiri dengan dekat sekali atau hingga bersentuhan badan dan badan antar orang.
Masih ada banyak lagi definisi tentang pelecehan seksual. Tapi apa yang telah disebutkan di atas menunjukkan secara jelas bahwa office girl tersebut cukup sensitif untuk bisa memahami bahwa apa yang terjadi padanya adalah tindakan awal yang bisa menuju pada tindakan pelecehan seksual lain.
Dan karenanya, adalah hak dia buat menunjukkan sikap menolak untuk diperlakukan seperti itu, bukan?
Aku pahami sikap itu, sebab...
Akupun pernah mengambil sikap serupa dengan apa yang dilakukan office girl muda tersebut.
Dulu. Di hari- hari pertamaku bekerja tak lama setelah lulus kuliah.
Pada seseorang yang jauh lebih senior daripadaku di kantor...
( bersambung )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H