Di pihak lain, aku memahami dan menganggap tindakan sang office girl untuk memprotes apa yang dilakukan Bapak tersebut sebagai keberanian yang patut diacungi jempol.
Hal itu menurutku bagian dari caranya menghargai diri sendiri, tidak mengijinkan orang lain melakukan apapun yang tidak dia kehendaki. Ditambah dengan keberanian untuk menunjukkan nilai- nilai yang dianutnya itu pada saat yang dibutuhkan.
Sebab aku tahu, tak semua orang bisa atau berani berbuat begitu...
***
[caption id="attachment_242902" align="aligncenter" width="299" caption="Gambar: noharassment.wordpress.com "]
Eh, apa yang terjadi sebetulnya?
Jadi begini, menurut cerita yang kudengar, hari itu sang office girl baru saja mendapatkan kartu identitasnya. Kartu tersebut dia gantungkan di sekitar pinggang rok-nya.
Dan, si Bapak office boy setengah baya, rupanya agak sok akrab, meraih kartu identitas tersebut untuk melihat nama office girl baru itu. Entah bagaimana, saat meraih kartu yang tergantung di sekitar pinggang itu, tangan si Bapak menyentuh area yang tak jauh dari area sensitifnya.
Meledaklah office girl baru tersebut. Tak terima atas apa yang terjadi, dia melaporkan hal itu pada atasannya, yang lalu setelah mengadakan rapat internal perusahaan mereka ( suatu perusahaan yang menawarkan jasa office girl/ office boy untuk dipekerjakan di perusahaan- perusahaan ), diputuskanlah tentang hukuman skorsing pada Bapak- bapak setengah baya tersebut.
Hal yang menimbulkan banyak gerutuan baik dari para pegawai maupun teman sejawatnya para office boy yang mencela office girl baru itu dengan berkata 'begitu saja koq lapor, itu kan cuma main- main aja.. '
Gurauan. Main- main.