" Ambil dari yang paling luar, " begitu kata Bapak ketika kami pertama kali melihat sendok dan garpu berderet- deret terpasang di meja.
Bapak juga yang mengajari kami bagaimana mengiris steak dengan pisau dan memakannya dengan garpu.
Bapak pula yang menceritakan pada kami bahwa buah jambu mente itu enak jika digunakan sebagai campuran rujak petis. Atau bahwa kembang turi, yang pohonnya jarang sekali bisa ditemui di kota tempat kami tinggal saat itu, di daerah lain biasa dimakan.
Jika Bapak kebetulan bepergian ke luar kota, saat pulang selalu dibawanya buah tangan berupa makanan khas setempat.
Bapak, juga kerapkali menceritakan pada kami urusan masak- memasak yang dilakukannya, dan juga oleh teman- teman lain sesama mahasiswa ketika bersekolah di Jerman. Cerita yang biasanya juga diikuti dengan cerita lebih luas tentang Jerman dan Eropa. Begitu pula jika berkunjung ke negara lain.
" Orang Jepang itu makan nasi pakai sumpit, " katanya suatu ketika sepulang dari sana. " Dan ada makanan khas-nya yang dimakan mentah... "
Dimakan mentah?
Cerita tersebut membuat kami yang saat itu masih kecil- kecil takjub lalu meminta Bapak menceritakan lebih banyak. Dan Bapak membagi kisahnya tentang orang Jepang, Â makanan serta budaya disana.
***
Maka begitulah.