Dari ruangan lain terdengar suara Pradipta dan Pratama yang sedang bermain kartu. Sementara si kembar Nareswara dan Nareswari bermain di halaman samping, ditemani seorang pengasuh.
Percakapan antara Dee dan Prameswari berganti- ganti topik, antara cerita Dee tentang Pradipta yang baru saja mementaskan drama di sekolahnya, hingga anak salah seorang kerabat yang akan menghadapi test masuk perguruan tinggi.
Sebagian lulusan SMA memang akan menghadapi suatu hal penting di minggu ini. Test masuk perguruan tinggi negeri. Hal yang setiap tahun menjadi puncak upaya dan ketegangan para lulusan SMA serta orang tuanya. Sebagian lagi, termasuk Cintya, beruntung tak perlu mengikuti testing semacam itu sebab telah diterima di perguruan tinggi impian melalui jalur undangan.
“ Kak, “ terdengar lagi suara Prameswari, “ Fotocopy dokumennya dilebihkan dari yang diminta kan? Siapa tahu nanti perlu extra copy. “
“ Iya, sudah, “ jawab Cintya.
Lalu…
“ Kak, jangan lupa lho, dokumen- dokumen mana saja yang aslinya juga mesti dibawa. Akte Kelahiran sudah diambil dari laci ? “
“ Sudah, ibuuu, “ Cintya menjawab setengah tertawa.
Dee menggigit bibirnya menyembunyikan senyum. Tak pelak dia benar- benar akhirnya tersenyum sangat lebar saat mendengar Prameswari berkata,
“ Kak, sini, ibu bacakan check list-nya dan kakak periksa lagi dokumennya… “
Apa yang terjadi itu agak ‘lucu’, walau juga tidak aneh dan telah dapat diduga.