Dee melihat Cintya mengangguk.
Prameswari menoleh ke arah dapur. Disana ada Mbok Nah, asisten rumah tangga yang telah bertahun- tahun ikut dengan keluarga itu.
“ Mbok, tinggalkan saja dulu yang di dapur itu. Tolong Cintya dibantu masukkan baju ke koper … “
Dan Dee kembali tertawa lebar ketika terdengar komentar Cintya mendengar kalimat ibunya itu, “ Aku bisa sendiri, ibu… “
Ha ha ha...
Melihat apa yang terjadi, mau tak mau, Dee teringat pada penggalan sebuah lagu tentang perasaan seorang remaja yang yang dinyanyikan dengan indah oleh Susan Boyle, salah seorang penyanyi favorit Dee.
All of my life I have watched you climbing mountains, chasing dreams All of my life you gave me everything but you don't have to give the world to me
Just say you love me as I am, say you want me as I am, say I'm someone in your eyes, that's all I want it to be Oh, just let me go, I know one day if I'm allowed, if I'm allowed, one day I'll make you proud
Dee melirik Prameswari. Dan dia yang peka melihat bagaimana Prameswari dibalik senyum dan beragam pertanyaan serta petunjuk yang diberikan pada anak sulungnya itu sebenarnya juga sibuk menyembunyikan air mata.
Dee mengerti. Sangat mengerti perasaan itu. Dia tahu dia akan mengalami hal yang sama kelak saat Pradipta siap meninggalkan rumah untuk meraih cita- citanya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H