Saat itu adalah hari- hari terakhir aku bekerja di perusahaan tersebut. Dan aku tahu, bahwa pelukan yang berulangkali terjadi itu sama sekali bukan basa- basi.
Itu memang pelukan hangat seorang sahabat.
Pelukan seseorang yang sangat menyesalkan keputusan yang kuambil untuk pindah bekerja ke tempat lain, tapi juga menyadari bahwa hal tersebut mungkin pilihan terbaik saat itu.
Dia memelukku sekali lagi sebelum akhirnya membiarkan aku pergi.
Kubalikkan badan dan melambai berpamitan padanya.
Dia balas melambai.
Dan tahulah aku bahwa kutelah menambahkan seorang lagi dalam daftar sahabat yang akan dapat kuhubungi setiap saat. Seseorang yang akan selalu bahagia jika aku bahagia, seseorang yang akan mengulurkan tangan saat aku membutuhkan.
Begitu pula sebaliknya.
***
[caption id="attachment_173979" align="aligncenter" width="239" caption="Sumber gambar: www.managingdiversity.co.uk"]
Bagaimana caranya menilai apakah seseorang baik atau tidak dari apa warna kulitnya, apa bangsanya, bahasanya atau apa agamanya?