[caption id="attachment_170966" align="aligncenter" width="307" caption="Sumber gambar: nfs.norfolk.dbprimary.com"][/caption]
Tentang anak- anak, sekolah, dan ijazah…
SEBELUM melanjutkan cerita tentang sekolah dan ijazah, mari kuperkenalkan terlebih dahulu pemuda cilik di rumah kami, anak tengah penggagas kampanye ‘sekolah itu tidak asyik’ di rumah kami.
Sejak kecil, telah kuamati dia, dan kudapati beberapa hal yang sangat nyata pada dirinya.
Dari cara bicara, celetukan- celetukan dan caranya bergurau, aku sudah bisa melihat lompatan- lompatan cara berpikir yang sangat cerdas.
'Anehnya', dengan kecerdasan semacam itu, justru amat tampak bahwa anakku yang sangat merasa aman dan nyaman di rumah tak selalu merasa begitu di sekolah.
Saat play group, insiden pertama terjadi.
Di tengah masa pelajaran, guru yang biasa mengajarnya ditarik untuk mengajar TK, dan guru play group diganti.
Itu adalah riwayat mogok sekolahnya yang pertama.
Dia bersikeras tak mau sekolah, tak terbujuk, sebab dia merasa tak nyaman dengan guru barunya.
Sampai akhirnya, pendek cerita, pada akhir tahun ajaran, kami mendaftarkan dia ke sebuah TK dimana kakaknya dulu belajar.
Di TK ini, banyak cerita lucu tentang dia.