“ Nggak nyesel? “ tanyaku. “ Belum tahu lagi lho, kapan kita bisa kesini…”
Keduanya menggeleng. Tidak. Mereka tidak akan menyesal melakukan itu.
Jadi, kami berenang kembali ke perahu. Anak bungsuku berhasil dibujuk turun dari perahu ke air. Kakaknya membawa bintang laut biru yang kami lihat dan diletakkan di dalam air, di karang laut di dekat perahu, agar sang adik juga dapat melihat bintang laut itu.
Semua tampak gembira. Tak tampak sama sekali bahwa mereka menyesal melewatkan kesempatan untuk mencapai tempat yang tadinya kami tuju.
Ah, aku sungguh terharu.
Sebenarnya, aku sendiri mengerti apa yang mereka rasakan.
Aku mengerti, karena kami, aku dan suamikulah yang memang mengajarkan hal tersebut pada mereka.
Ajaran bahwa cinta itu berbagi. Cinta itu kebersamaan.
Dan begitulah, kedua anak kami itu merasa bahwa keindahan yang mereka lihat hanya akan terasa benar- benar indah dan lengkap jika adik dan ayah mereka juga turut menikmati keindahan yang sama. Tanpa itu, kenikmatan liburan kami akan terasa timpang…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H