***
“ Keanehan “ tersebut terpecahkan ketika sulungku berkata, " Adik sedang apa ya? " dan sebelum dia menyambung kalimatnya, anakku yang kedua berkata, “ Kasian adik, ngga bisa lihat ini… “
Sang kakak menyepakati. “ Iya ini kan bagus sekali, masa adik nggak lihat. Kita balik aja ke perahu, nanti ajak adik…”
Oh, jadi itu ternyata pasalnya.
Kami menyeberang dari Manado ke Bunaken sekeluarga. Aku, suamiku, berserta ketiga anak kami. Dan sayangnya, saat itu ternyata anak bungsuku kurang sehat. Saat kami baru tiba di Bunaken lalu mencemplungkan diri ke laut di sisi perahu, tampak sekali bahwa dia tak menikmati hal tersebut. Belum berapa lama berada di air, dia menggigil dan bibirnya mulai membiru kemudian bersikeras ingin naik ke perahu serta mengajak ayahnya untuk menemani. Akhirnya, suamiku meminta padaku untuk mengajak kedua anak kami yang lain berenang menikmati acara snorkeling hari itu sementara dia menemani si bungsu di perahu.
Dan begitulah, seperti yang telah kuceritakan, kami berenang menikmati semua keindahan itu, sampai ternyata anak- anakku tak lagi dapat menahan perasaan mereka.
Mereka tak sanggup terus menyaksikan semua keindahan itu saat tahu bahwa saudara kandungnya, adik mereka, berada di perahu, sakit dan tak bisa menikmati semua yang saat itu mereka nikmati. Mereka juga tak mau terus berenang menjauh karena ingat bahwa ayah yang sangat mereka cintai juga tak menyaksikan beragam bentuk karang dan ikan yang kami saksikan saat kami berenang ke tengah laut itu.
Kukatakan pada anakku, jika kembali ke perahu sekarang, karena waktu terbatas, ada kemungkinan bahwa kami tak akan bisa lagi kembali berenang menuju titik yang kami tuju tadi sebab tak lama lagi waktu untuk menyeberang kembali ke Manado telah tiba.
Kuberikan alternatif agar kami berenang saja ke titik tujuan kami dengan cepat lalu kembali.
Kedua anakku menggeleng. Ikan- ikan yang sangat indah, bintang laut biru yang kami temukan, karang- karang yang menakjubkan, justru membuat ingatan mereka pada adik dan ayahnya menguat.
Mereka berdua bersikeras untuk kembali saja ke perahu, dan andaikan bisa, membujuk adik bungsunya untuk turun kembali sebentar ke laut di dekat perahu untuk menikmati ikan- ikan sekedarnya. “ Jadi adik juga bisa lihat, Bu, “ kata anakku. “ Bapak juga bisa lihat ikan- ikan lagi sebentar…”