***
Seperti biasa saat mereka semua berkumpul bersama, gelak tawa terdengar dimana- mana.
“ Wortel! “ terdengar suara Pradipta.
“ Aaaahhh… “ terdengar suara Respati, tampak menyesal sekali sebab Pradipta lebih cepat dari dirinya.
Dee tersenyum melihat mereka. Pradipta, Pratama dan Respati sedang bermain bersama. Permainan dengan kartu- kartu dimana dalam sebuah kartu tersebut ada beberapa gambar, dan para pemain berkompetisi untuk bisa menjadi yang paling cepat menyebutkan nama satu benda yang sama dengan gambar yang ada dalam sebuah kartu lain yang ditarik acak.
Sementara itu, di tempat lain, Kirana dan Radya bergurau dengan si kembar Nareswara dan Nareswari. Tak jauh dari mereka, Cintya tenggelam dengan asyik dalam sebuah novel yang dipegangnya.
“ Ayo makan dulu yuk, “ terdengar suara Larasati, sang nyonya rumah, " Aku membuat Tinutuan, “ kata Larasati lagi.
“ Asyiiikkkkk, “ komentar gembira terdengar menyambut apa yang dikatakan oleh Larasati.
Larasati pandai memasak. Dan pagi itu rupanya dia membuatkan Tinutuan, bubur khas Manado, untuk sarapan pagi.
Mereka berkumpul di sekitar meja makan untuk mengambil Tinutuan, bubur berisi bermacam sayuran yang biasanya dilengkapi dengan ikan asin, juga sambal dengan rasa sangat segar yang terbuat dari campuran cabai rawit, bawang merah, tomat serta jeruk.