Oh. Aku agak heran juga sebetulnya, he he he…
Hal itu terjadi berulang kali. Kutuliskan komentar yang lalu dijawab lagi oleh sang pemilik blog, seringkali hingga berkali- kali dalam satu posting sebab kadangkala aku menjawab lagi jawabannya itu.
Hingga kemudian kusadari bahwa walau gaya kami berbeda, sebenarnya kami bisa saling memahami jalan pikiran pihak lain. Dan dengan sendirinya pertemanan terjadi.
Aku sendiri terus menjadi komentator di blog tersebut. Komentar- komentarku, yang biasanya panjang, bahkan pernah lebih panjang dari postingnya sendiri selalu ditanggapi dengan baik oleh sang pemilik blog walau menurut dia sendiri komentar itu ‘kadang nyambung kadang tidak’ dengan posting yang dibuatnya. He he he.
Lalu…
Setelah sekian lama, mulailah bujukan- bujukan agar aku membuat blog muncul. Datangnya dari sang pemilik blog dan beberapa blogger lain yang sering juga membaca juga komentar- komentarku di blog tersebut.
Usul yang, lagi- lagi, kuabaikan. Aku merasa tak punya ide, tak tahu apa yang akan kutuliskan jika kubuat sebuah blog serta rasanya aku tak punya cukup waktu luang untuk menulis dan memelihara blog-ku jikapun kubuat blog itu.
Tapi akhirnya, pertahananku bobol. Aku teracuni dan ‘terjerumus’ juga. Ha ha ha.
Kubuat sebuah blog. Posting- posting pertama di blog yang kubuat itu, sebenarnya, adalah copy dari komentarku di kolom komentar blog yang sering kukunjungi itu. Baru setelah itu aku lalu membuat tulisan- tulisan baru.
Dan… sekitar satu setengah bulan setelah blog pertamaku itu berdiri, pada suatu hari, pemilik blog yang biasa kukunjungi itu dengan begitu saja mengajukan usul padaku untuk membuat blog duet.
Usul spontan yang kujawab dengan spontan pula: ayolah…