Lalu sekali, dua kali, setelah itu, kukunjungi blog tersebut.
Sampai lama- lama ternyata aku sudah menjadi pembaca setia blog itu.
Silent reader, tentu saja.
Hingga beberapa bulan setelah itu, ada sebuah posting di blog tersebut yang membuatku sungguh gregetan ingin berkomentar. Dan ternyata, setting blog tersebut mengharuskan seseorang untuk memiliki userid untuk dapat menuliskan komentar.
Jadi, apa boleh buat, kubuat juga id itu.
Saat membuat id, aku bahkan memilih opsi untuk hanya memiliki id, tapi tak membutuhkan sebuah blog. Opsi itu memang ada disana.
Begitulah, dengan id yang kubuat tersebut, aku bisa berkomentar, tapi aku tak pernah menulis sebuah postingpun sebab memang tak memiliki blog.
Kudaratkan komentar pertamaku di blog tersebut.
Bukan komentar yang terlalu manis. Aku gregetan sebab sebetulnya aku memiliki pendapat yang agak berbeda dengan pemilik blognya. Betul- betul ketika aku menulis komentar itu sebenarnya aku ingin sekali menjitak blogger yang menulis posting tersebut. He he he.
Kunanti jawaban dari sang pemilik blog atas komentarku yang cukup pedas.
Dan sungguh diluar dugaanku bahwa komentar panjang yang -- walau bermaksud baik -- tapi tak manis itu, ternyata ditanggapi dengan santai dan bahkan diapresiasi oleh sang pemilik blog, sebab dia menuliskan jawaban atas komentarku dalam sebuah posting khusus.