Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Zebra Tapi Sama Belangnya

19 Februari 2012   21:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:27 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13296618872048770303

Dalam kondisi normal, bertemu teman sebangsa di tempat asing akan sangat menyenangkan. Tapi tidak kali itu. Sebab alarm tanda bahaya dalam diriku bahkan berbunyi makin kencang saat lelaki yang tak kukenal itu berada cukup dekat  seperti itu. Jadi, walau saat itu sudah sangat lelah dan mengantuk, kupaksakan untuk tetap siaga dan sadar penuh.

Kuucapkan doa dalam hati. Semoga tak ada apa- apa yang terjadi. Perjalanan ini baru mulai…

Lelaki disampingku berulang kali melirik ke arahku.

Kuabaikan dia.

Tak perlu melihat jelas untuk tahu bagaimana caranya memandangiku. Menyebalkan.

Sebenar- benarnya, seharusnya aku tidak terlalu menarik perhatian. Sebab aku lusuh dan mengantuk. Rambutku kuikat sekedarnya. Jangan tanya lagi apakah ada jejak bedak atau lipstick di mukaku. Sama sekali tidak. Aku juga hanya mengenakan celana jeans dan t-shirt serta berjacket katun yang gombrong dan agak panjang. Mestinya, itu bukan penampilan yang bisa membuat orang sengaja memperhatikan aku.

Tapi entahlah, para hidung belang mungkin memang melirik semua perempuan, he he. Menyebalkan, ya?

Selesai urusan administrasi, kuterima kunci yang disodorkan oleh resepsionis lalu kumasuki hotel itu. Kuamati situasi. Lorongnya sepi, dan agak gelap. Pintu- pintu berderet berdekatan. Kamar- kamar di hotel transit ini memang, sesuai fungsinya, tak terlalu besar.

Perasaan tak enak itu memenuhi dadaku kembali. Rasa itu bertambah kuat ketika kumasukkan anak kunci ( yang berupa kunci biasa, bukan kartu berkode magnetik) ke pintu kamar. Pintu itu dapat terbuka hanya dengan seputaran kunci saja.

Kumasuki kamar dan kuperiksa pintu bagian dalam.

Dan rasa cemas makin melandaku dengan amat sangat ketika kutemukan bahwa tak ada pengaman tambahan apapun pada pintu tersebut. Tak ada kait pintu, tak ada rantai, bahkan tak ada pula tombol yang membuat pintu akan mengunci dan hanya akan dapat dibuka dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun