Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Pagi, Ketika Bintang Bintang Terhambur Berwarna Warni seperti Kembang Api

21 Desember 2011   17:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karena manusia manusia dengan
pemahamannya tak dapat mengetahui apa
yang dikatakan burung-burung, atau apa
yang didesahkan anak sungai, ataupun
apa yang dibisikkan oleh ombak ketika ia
menyentuh pantai dengan lembut dan
perlahan

Manusia dengan pemahamannya tidak
dapat mengetahui apa yang dikatakan
oleh hujan ketika turun di atas daun-daun
pohon, atau ketika ia mengetuk kaca
jendela dengan tetesannya. Manusia tidak
dapat mengetahui apa yang dibisikkan
angin sepoi- sepoi kepada bunga-bunga di
padang

Akan tetapi hati manusia dapat
merasakan dan memahami makna suara-
suara ini yang bermain di atas perasaan-
perasaannya. Kebijaksanaan Abadi
seringkali berbicara pada manusia dalam
bahasa yang sulit dipahami. Jiwa dan
Alam mengkomunikasikannya, sementara
manusia terpaku membisu dan bingung
dalam kekaguman

Sekalipun begitu, sudahkah manusia
menangis karena suara-suara itu?
bukankah air matanya mengesankan
sebuah pemahaman?

Dee melihat satu dua ekor kelinci melompat-lompat di halaman. Capung dan kupu-kupu mengepakkan sayap mereka, berputar terbang dan melayang seakan sedang menari.

Dan...

Tiba- tiba dirasakannya nafas hangat menghembus di belakang telinganya, disusul dengan tangan-tangan yang merengkuh tubuhnya.

Tentu saja dia tahu, siapa itu. Suaminya. Rupanya dia sudah selesai mengurus sepeda Pradipta dan masuk ke dalam ruangan dimana Dee berada tanpa terdengar oleh sang istri.

Tangan itu mulai membelai Dee.

Senyum Dee terkembang. Hembusan nafas itu makin hangat dan mendekat

Anak- anak belum bangun. Dee menikmati belaian dan hembusan nafas suaminya, dan tubuhnya terasa makin menghangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun