Karena manusia manusia dengan
pemahamannya tak dapat mengetahui apa
yang dikatakan burung-burung, atau apa
yang didesahkan anak sungai, ataupun
apa yang dibisikkan oleh ombak ketika ia
menyentuh pantai dengan lembut dan
perlahan
Manusia dengan pemahamannya tidak
dapat mengetahui apa yang dikatakan
oleh hujan ketika turun di atas daun-daun
pohon, atau ketika ia mengetuk kaca
jendela dengan tetesannya. Manusia tidak
dapat mengetahui apa yang dibisikkan
angin sepoi- sepoi kepada bunga-bunga di
padang
Akan tetapi hati manusia dapat
merasakan dan memahami makna suara-
suara ini yang bermain di atas perasaan-
perasaannya. Kebijaksanaan Abadi
seringkali berbicara pada manusia dalam
bahasa yang sulit dipahami. Jiwa dan
Alam mengkomunikasikannya, sementara
manusia terpaku membisu dan bingung
dalam kekaguman
Sekalipun begitu, sudahkah manusia
menangis karena suara-suara itu?
bukankah air matanya mengesankan
sebuah pemahaman?
Dee melihat satu dua ekor kelinci melompat-lompat di halaman. Capung dan kupu-kupu mengepakkan sayap mereka, berputar terbang dan melayang seakan sedang menari.
Dan...
Tiba- tiba dirasakannya nafas hangat menghembus di belakang telinganya, disusul dengan tangan-tangan yang merengkuh tubuhnya.
Tentu saja dia tahu, siapa itu. Suaminya. Rupanya dia sudah selesai mengurus sepeda Pradipta dan masuk ke dalam ruangan dimana Dee berada tanpa terdengar oleh sang istri.
Tangan itu mulai membelai Dee.
Senyum Dee terkembang. Hembusan nafas itu makin hangat dan mendekat
Anak- anak belum bangun. Dee menikmati belaian dan hembusan nafas suaminya, dan tubuhnya terasa makin menghangat.