Dan aku menyetujui apa yang dikatakan ibu Elly Risman: tengoklah kembali ke rumah, lihatlah bagaimana cara kedua anak itu diasuh dan dibesarkan. Besar kemungkinan, di situlah bolongnya.
Ibu Elly mengutip apa yang diceritakan oleh ibu sang korban yang berkata bahwa si lelaki mantan pacar yang kemudian membunuh anaknya dulu pernah bercerita padanya tentang apa keinginan terpendamnya. Tentang betapa dia ingin dipeluk oleh ayahnya, dipuji, dihargai. Betapa dia ingin ayahnya mengatakan bagaimana bangga sang ayah pada dirinya.
Intinya, dia adalah anak yang rupanya tak tercukupi kebutuhannya akan kasih sayang dari orang tuanya, terutama dari ayahnya. Hal yang menyebabkan kekosongan dalam jiwanya.
Dan terjadilah semua itu.
Kemungkinan besar, halnya kompleks dan ada masalah- masalah latar belakang lain selain kurangnya kasih sayang sang ayah. Tapi jika ditilik dari ceritanya, hal tersebut memegang peranan besar dalam kekosongan jiwanya.
***
[caption id="attachment_3837" align="aligncenter" width="322" caption="Gambar: blog.adw.org"][/caption]
Aku beberapa kali pernah mengikuti presentasi dan diskusi yang diadakan oleh ibu Elly Risman secara live untuk beragam topik, dan aku ingat apa yang beliau katakan dalam salah satu sesinya.
" Para ayah, kembalilah ke rumah. "
Begitu yang ditekankan Ibu Elly suatu hari saat melakukan presentasi.
Saat itu kami sedang berada di suatu daerah dimana secara turun temurun ada tradisi bagi para lelaki di daerah itu untuk berkumpul di warung kopi. Dan di situlah kudengar ibu Elly menyentil kebiasaan itu.